Berkemah Mudah di Bukit Asah, Bali

Berkemah Mudah di Bukit Asah, Bali
info gambar utama

Bukit Asah terletak di Desa Bugbug, Karangasem, Bali. Berjarak sekitar 60 km atau 1,5 jam perjalanan bermotor dari pusat kota Denpasar. Lokasinya dekat dengan jalan utama Karangasem sehingga mudah ditemukan wisatawan.

Batu karang dengan latar belakang pantai Virgin di Bukit Asah di Desa Bugbug, Karangasem, Bali, menjadi tambahan daya tarik kemah di sini. Foto : Ahmad Muzakky/Mongabay Indonesia
info gambar

Banyak wisatawan memadati setiap sudut Bukit Asah. Kegiatan mereka bermacam-macam. Ada yang memburu sunset seperti Ella dan keempat temannya, memancing ikan, berkencan menikmati pemandangan dengan pasangan, hingga berkemah.

Api Unggun

Ada beberapa wisatawan yang akan berkemah terlihat asyik bercengkrama. Mereka duduk di deretan kursi di depan tenda. Tak lupa mereka memakan dan meminum bekal yang sudah dibawa di atas meja.

Kemah bawa kursi dan meja? Kok bisa? Bagaimana caranya?

Ternyata kursi dan meja itu merupakan fasilitas yang disediakan Taman Harmoni Bali, penyedia wisata kemah manja atau glamour camping (glamping) di bukit Asah. Di dunia travelling, glamping menjadi tren saat ini, tak terkecuali di Bali.

Pengelola juga menyediakan tenda, matras, bantal, serta hal-hal lainnya yang dibutuhkan saat perkemahan. Lapar? Tak jadi masalah. Taman Harmoni Bali juga menyediakan beberapa fasilitas umum seperti dapur umum, toilet, hingga pos keamaan bagi wisatawan.

Suasana berkemah kurang asyik tanpa api unggun? Tak perlu khawatir. Taman Harmoni Bali memberikan kayu bakar untuk api unggun, gratis bagi penyewa tenda sedang maupun VIP.

Camping Ground Bukit Asah di Desa Bugbug, Karangasem, Bali, menjadi pilihan wisata baru yang menarik dan indah. Foto : Ahmad Muzakky/Mongabay Indonesia
info gambar

Dikelola Desa

Sejak tahun 2000-an, bukit Asah menjadi lokasi perkemahan. “Namun saat itu hanya ada satu atau dua orang saja wisatawan yang berkemah di sini,” ujar Komang Purna atau yang lebih akrab disapa dengan Bagoes, bagian marketing Taman Harmoni Bali.

Pada 2016, Desa Bugbug melalui Badan Pengembangan Pariwisata Desa Adat Bugbug (BP2DAB) yang diprakarsai anak-anak muda memulai proyek pengembangan membentuk Taman Harmoni Bali yang bertugas mengelola wisata perkemahan bukit Asah dan Pantai Bias Putih, atau yang lebih populer dengan nama Pantai Virgin yang juga mempesona.

“Akses menuju ke lokasi wisata Bukit asah dan Pantai Virgin jadi lebih mudah. Dulunya hanya jalan setapak, kini bisa dilewati mobil,” kenang Bagoes.

“Dinamakan Taman Harmoni Bali karena dalam pengelolaannya kami mengedepankan keharmonisan. Hal tersebut sejalan dengan falsafah Tri Hita Karana yang kami pegang, yakni keharmonisan hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dan dengan alam,” jelasnya

Kini di bumi perkemahan bukit Asah, pengelola menyediakan 40 tenda berukuran sedang berkapasitas 4 orang/tenda bertarif Rp150.000/malam, dan 18 tenda VIP berkapasitas 6 orang/tenda bertarif Rp300.000/malam.

Camping Ground Bukit Asah di Desa Bugbug, Karangasem, Bali, menjadi pilihan wisata baru yang menarik dan indah. Foto : Ahmad Muzakky/Mongabay Indonesia
info gambar

Sosial Media

Pengelola menggunakan sosial media, seperti website, Instagram, dan Facebook untuk mempromosikan tempat wisata itu. “Melalui sosial media juga membantu kami dalam memasarkan, kan sekarang lagi tren jalan-jalan di kalangan anak-anak muda,” tutur Bagoes.

Wisatawan yang berkemah di sini sebagian besar adalah anak-anak muda, selain yang sudah berkeluarga.

Jika merencanakan berkemah di Bukit Asah, wisatawan bisa mem-booking tenda jauh-jauh hari melalui akun WhatsApp untuk mengantisipasi penuhnya pemesanan. “Terutama untuk hari Sabtu dan Mingggu. Soalnya hampir selalu penuh,” jelas Bagoes.

Berkemah di Bukit Asah bisa menjadi pilihan tepat untuk menyegarkan pikiran dari rutinitas harian. Pemandangan Bukit Asah adalah pemandangan yang menghipnotis setiap mata yang memandangnya. Ia adalah komposisi sempurna dari rindangnya pepohonan, birunya air laut, dan tingginya tebing-tebing yang mengelilingi.

Sumber: Diposting ulang dari Mongabay Indonesia atas kerjasama dengan GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini