Cerita Ulumbu, Sumber Listrik di Pulau Panas Bumi

Cerita Ulumbu, Sumber Listrik di Pulau Panas Bumi
info gambar utama

Melewati hutan wisata alam nan dingin ke arah selatan, berjarak sekitar 22 kilometer dari Kota Ruteng, perlu waktu sekitar dua jam mencapai tempat ini dengan berkendara roda dua. Ulumbu, begitu nama lokasi ini.

Jalan terjal, berkelok-kelok dan berlubang. Ia memerlukan keahlian khusus dari para pengendara agar terhindar dari kecelakaan.

Semua kesulitan itu akan terbayar saat tiba di tujuan, menyaksikan alam bekerja dan teknologi mengubah untuk menjawab keperluan manusia.

Ulumbu, sejak dulu terkenal di Pulau Flores, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Tepatnya, ia terletak di Desa Wewo, Kecamatan Satar Mese.

Lokasi ini, salah satu sumber energi panas bumi yang kini dikelola PLN sebagai listrik terbarukan. Ulumbu adalah wilayah pengeboran panas bumi pertama di Nusa Tenggara Timur (NTT).

“PLTP Ulumbu sektor Nusa Tenggara Timur (NTT) Pusat Listrik Mataloko,” Begitu tulisan yang terpampang di papan nama.

Luas PLTP Ulumbu sekitar 18.280 hektar. “Ini luasan yang diserahkan pemerintah kepada PLN,” kata Haryadi, Kepala Teknik Panas Bumi untuk Geotermal Ulumbu.

Bau menyengat tercium saat memasuki lokasi ini. Ia berasal dari gas Hydrogen sulfide (H2S) yang terlarut, salah satu zat yang terkandung dalam uap. Gas ini bisa menyebabkan pusing hingga gangguan penglihatan dan pendengaran. Haryadi memastikan kadar H2S di areal terbuka PLTP Ulumbu dalam kadar normal.

PLTP Ulumbu dilengkapi laboratorium. Tampak di beberapa titik ada bendera gelembung berwarna oren. Bendera itu jadi petunjuk bagi pekerja untuk menyelamatkan diri berlawanan dengan arah angin saat kadar gas berbahaya di atas normal.

Untuk mencegah korosi, semua peralatan termasuk pipa jaringan di PLTP ini terbuat dari bahan stainless dan galvanis.

Secara sederhana, cara kerja PLTP ini dari perut bumi ada panas. Di atas ada kolam air terkena panas hingga terjadi penguapan. Uap itu dimanfaatkan.

Di Ulumbu, pemanfaatan dengan cara melakukan pengeboran, lalu lewat pemipaan uap masuk ke saringan bersih sebelum menggerakkan turbin. Ketika uap masuk ke turbin, energi panas yang terkandung dalam uap jadi energi kinetik yang diterima oleh sudu-sudu turbin, kemudian berubah lagi jadi energi mekanik untuk menggerakkan mesin pembangkit. Mesin pembangkit hasilkan listrik.

Di PLTP Ulumbu, ada empat pembangkit, yaitu pembangkit unit I, II, III dan IV. Masing-masing pembangkit berkapasitas 2,5 MW. Pembangkit IV mulai beroperasi Desember 2011 dan unit III Juni 2012. Sedang pembangkit unit I dan II baru beroperasi Juli 2014.

Tipe turbin ada dua jenis. Unit I dan II pakai backpressureturbine. Turbin jenis ini sering disebut turbin tanpa kondensor, di mana uap yang terpakai untuk menggerakkan turbin langsung dibuang ke udara.

Uap putih mengepul di PLTP Ulumbu berasal dari turbin ini. Mesin pembangkit unit III dan IV gunakan condensing unit turbine atau turbin dengan condenser. Jenis ini, uap yang sudah terpakai dikondensasi lagi jadi air lalu diinjeksi kembali ke tanah.

Saat ini, PLTP Ulumbu punya tiga sumur uap terletak di satu blok. Dalam publikasi penelitian Department of Geology, The University of Auckland
dan PLN tentang perubahan temperatur uap air bawah tanah di Ulumbu, panas ketiga sumur ini mencapai 2400C. Ketiganya bisa hasilkan listrik hingga 15 MW.

Menurut Haryadi, baru sumur dua dimanfaatkan. Sumur dua menghasilkan uap 117 ton perjam dengan memakai pembangkit tipe kondensin dan pressuremasing-masing 20 ton dan 36 ton perjam.

“Kalau di tempat lain satu pembangkit memerlukan lebih satu sumur uap, di sini satu sumur bisa menggerakkan empat pembangkit,” katanya.

Wilayah terbuka di Ulumbu, yang jadi obyek wisata sumber energi panas bumi. Foto: Asrida Elisabeth/ Mongabay Indonesia
info gambar

***

PLTP disebut sebagai pembangkit ramah lingkungan karena memanfaatkan panas bumi sebagai sumber energi. Energi panas bumi bisa terkelola berkelanjutan dan rendah emisi.

Hingga kini, energi listrik dari PLTP Ulumbu sudah mengalir ke sistem Ruteng, melayani tiga kabupaten yaitu Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur.

Selain memperluas wilayah jaringan pelayanan listrik, PLTP Ulumbu juga membantu mengurangi bahan bakar minyak. Sebelumnya, sistem Ruteng pakai Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Waso. Kini, siang hari hanya PLTP Ulumbu, baru malam hari dibantu PLTD Waso.

Dikutip dari Kontan.co.id, PLTP Ulumbu berhasil menekan biaya pokok produksi (BPP) PLN hingga 60%.Sebelumnya, PLTD perlu bahan bakar solar hingga 900 ton per bulan, kini hanya 150 ton per bulan.

Meski begitu, cara kerja turbin tanpa kondensor untuk mesin pembangkit I dan II PLTP Ulumbu akan memberikan dampak negatif jangka panjang karena debit air dalam tanah terus diambil tanpa kembali. Penurunan permukaan tanah juga bakal terjadi.

Dalam workshop Mongabay di Jakarta Mei 2018, Achmed Shahram Edianto, Directorate of Policy, Sustainability and Transformation WWF Indonesiamengatakan, penggunaan energi panas bumi harus menerapkan pinsip kehati-hatian.

Prinsip kehati-hatian yang dimaksud antara lain, menghindari dampak negatif terhadap lingkungan dan perlindungan hutan bernilai konservasi tinggi. Ulumbu berada di hutan konservasi.

Pulau panas bumi

Studi tentang panas bumi di Ulumbu dan potensi listrik di sudah mulai sejak 1970. PLN menyebutkan, potensi listrik mencapai 100 MW dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyebut, 187,5 MW.

Berdasarkan data KESDM, Pulau Flores memiliki potensi panas bumi 902 MW atau 65% dari total potensi di NTT. Dengan potensi itu, pada 2017, Menteri ESDM Ignasius Jonan sudah menetapkan Flores sebagai pulau panas bumi melalui Kepmen ESDM No. 2268K/30/MEM/2017. Targetnya, energi panas bumi jadi sumber listrik utama di pulau ini.

Titik-titik potensi panas bumi itu tersebar pada 16 titik di Pulau Flores, yakni Ulumbu, Waisano, Wai Pesi, Gou-Inelika, Mengeruda, Mataloko, Komandaru, Oka Ile Ange, Sokoria, Jopu, lesugolo, Atedai, Roma-Ujelewung, Ndetusoko, Oyang Barang, dan Bukapiting.

Dalam berbagai studi itu juga disebutkan, secara umum Pulau Flores merupakan daerah vulkanik dengan gunung api aktif ada 13, lima gunung api merupakan lokasi panas bumi. Ulumbu, satu sumber yang terletak di Gunung api Poco Leok. Pemanfaatkan energi panas bumi di Ulumbu berdasarkan SK Dirjen Mineral dan Batubara Nomor 3042/33/DJB/2009 tertanggal 28 Oktober 2009.

Pipa-pipa sumur uap yang memproses panas bumi jadi energi. Foto: Asrida Elisabeth/ Mongabay Indonesia
info gambar

Sumber: Diposting ulang dari Mongabay Indonesia atas kerjasama dengan GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini