Gempita Asian Games 2018: Kilau Asian Games 2018 di Indonesia Terhadap Dunia

Gempita Asian Games 2018: Kilau Asian Games 2018 di Indonesia Terhadap Dunia
info gambar utama

Kompetisi olahraga terbesar di benua Asia hadir kembali. Setelah Korea yang sebelumnya menjadi tuan rumah Asian Games tahun 2014. Tentu saja terpilihnya negara Indonesia menjadi suatu kebanggaan luar biasa diantara dua negara lain yang juga ditunjuk sebagai tuan rumah yaitu Vietnam dan Uni Emirat Arab. Pada tahun 2018, merupakan kali kedua negara Indonesia menjadi tuan rumah dalam kompetisi olah raga terbesar di Asia setelah menanti selama 56 tahun lamanya[1]. Pada tahun ini, Asian Games 2018 menjadi acara yang pertama kali diadakan pada dua kota yang berbeda sekaligus yaitu di kota Palembang dan Jakarta. Sebagai tuan rumah, Indonesia mengoptimalkan kesempatan ini dengan mengirim peserta disetiap cabang lomba sehingga indonesia menjadi kontingen terbanyak dengan jumlah atlet sebanyak 935 orang.

Kompetisi Asian Games 2018 ini dilaksanakan setelah satu hari Dirgahayu Republik Indonesia yaitu pada tanggal 18 agustus hingga 2 september 2018. Bercampurnya momen kemerdekaan dengan kompetisi Asian Games 2018 ini menjadi api semangat terkhusus buat para atlet perwakilan dari indonesia yang ingin memberi hadiah untuk negara dihari kemerdekaan. Kompetisi ini diikuti oleh 45 negara dengan jumlah seluruh peserta mencapai 15000 orang. Jumlah cabang olahraga yang akan dipertandingkan sebanyak 40 cabang terdiri dari 32 cabang olahraga olimpiade dan 8 cabang olahraga nonolimpiade[2].

Asian games yang di gelar di Indonesia ini banyak menuai kekaguman oleh negara-negara lain. Indonesia mampu membuat dan menebar perdamaian lewat ajang Asian Games 2018 tersebut. Respon dunia terhadap keberhasilan Indonesia ini turut diapresiasikan oleh Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi. Pada ajang ini, Indonesia berhasil membuat Korea Selatan dan Korea Utara mengirim satu kontingen gabungan yang membuat kekaguman dan menarik perhatian dunia internasional[3]. Dalam ajang Asian Games ini tidak ada batasan dan larangan terhadap suatu tradisi disetiap negara peserta. Bagi mereka yang menggunakan hijab tidak ada larangan sedikit pun saat berlomba. Dari ajang Asian Games ini, dunia bisa melihat bahwa indahnya suatu keberagaman saat disikapi dengan benar dan pembebasan hak-hak individu.

Tepat pada malam pembukaan Asian Games 2018 yang diselenggarakan pada Stadion Utama Gelora Bung Karno di Jakarta resmi dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Mengambil slogan “Energy Of Asia”, Erick Thohir ingin memperkuat aspek branding nasional dan warisan budaya, termasuk di dalamnya keinginan untuk mentransfer pengetahuan kepada generasi muda[4]. Ajang ini merupakan kesempaan yang besar untuk menunjukkan bahwa Asia dalam beberapa tahun terakhir menjadi energi global, bukan hanya dari pertumbuhan ekonominya saja, tetapi juga kultur yang sangat luar biasa seperti yang ada di Indonesia.

Pada malam pembukaan, Indonesia yang dikenal sebagai negara majemuk tidak hanya suku, bangsa, agama, bahkan budaya menampilkan pertunjukan-pertunjukan yang luar biasa dengan tidak menghilangkan jati diri bangsa yang kaya akan budaya. Beragam tarian ditampilkan pada malam pembukaan asian games tersebut. Sebuah tarian spektakuler dari Aceh, tari Saman dengan jumlah penari 1500 orang tampil begitu memukau dan apik berhasil membuat bulu kuduk merinding, membuat kejutan dan menarik perhatian bukan hanya bagi masyarakat Indonesia dan seluruh peserta dari 45 negara yang hadir, melainkan juga di kancah dunia. Tidak hanya tarian dari Aceh saja, malam itu Indonesia juga menyuguhkan tarian-tarian dari nusantara yang tampil silih berganti dengan menyandingkan musisi kebanggaan Indonesia secara bergilir. Selain tari-tarian, pertunjukkan pun diisi dengan drama teater yang bernuansa kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia pada zaman dulu. Budaya asli Indonesia yang kental berpadu dengan bumbu-bumbu musik, drama, dan tarian menjadi unjuk kebolehan bagi Indonesia terhadap negara-negara yang hadir. Upacara pembukaan Asian Games 2018 mengusung budaya khas Indonesia dituangkan dalam slogan “Energy Of Asia”. Acara berlangsung meriah dan megah dengan melibatkan atraksi dan desain panggung yang mewah. Suara gemuruh riuh, tepuk tangan para hadirin di Stadion Umum Gelora Bung Karno tidak henti-hentinya dan semakin menjadi-jadi. Saat pertunjukkan parade dari 45 negara yang hadir dan pada pertunjukkan lighting Show dengan musik yang membuat badan ingin bergoyang, ditambah lagi dengan penampilan kembang api yang sangat luar biasa menambah keseruan dan kemeriahan pada malam pembukaan tersebut. Hadirnya penampilan dari seorang penyanyi dangdut yang terpilih untuk mrnyanyikan lagu tema Asian Games 2018 membuat seluruh penghuni Stadion Utama Gelora Bung Karno menjadi serempak berteriak, menciptakan atmosfer yang berbeda dari sebelumnya. Lagu berjudul “Meraih Bintang” yang dinyanyikan Via Vallen dibumbui dengan sentuhan alunan musik dangdut modern yang dikenal sebagai genre musik asli Indonesia tersebut berhasil membuat seisi stadion bergelora riuh, suara gemuruh tepuk tangan dari setiap penonton mewarnai malam itu. Lagu ciptaan produser Pay Siburian, Rasamanis, dan Rustam berhasil menarik hati penyanyi-penyanyi dari beberapa negara luar untuk mengcover dengan bahasa negaranya. Hingga saat ini, lagu Meraih Bintang sudah dicover menggunakan bahasa Thailand, Korea, Arab, India, dan Mandarin. Sejak diliris 30 Juni lalu, video klip tersebut telah ditonton 16 juta kali.

Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah dalam ajang Asian Games 2018 ini akan menjadi moment yang luar biasa dikarenakan Indonesia terkenal dengan suporternya yang sangat antusias sekali. Sorakan-sorakan yang digemakan oleh oleh suporter sering kali menarik perhatian. Mulai dari atribut yang dibawa, warna baju yang serupa, yel-yel yang kompak dan selaras dengan pukulan membuat keseruan dan kehebohan di dalam gedung pertandingan. Selain itu, Indonesia juga menampilkan tiga maskot gambar hewan yaitu burung Cindrawasih atau Bhin-Bhin yang mempresentasikan strategi. Bhin Bhin menggunakan rompi dengan motif Asmat dari Papua. Kemudian badak bercula satu atau Kaka yang mempresentasikan kekuatan. Kaka menggunakan motif bunga khas Palembang, serta rusa Bawean atau Atung yang mempresentasikan kecepatan. Atung mengenakan sarung dengan motif tumpal dari Jakara[5]. Ketiga maskot tersebut diberi sentuhan corak khas Indonesia yang menunjukkan suatu aset kebanggaan Indonesia yang telah mendunia. Adapun ajang ini juga didukung oleh 21 sponsor.

Oleh karena itu, dalam ajang yang besar seperti Asian Games ini, sebagai tuan rumah Indonesia berhasil membuat kemeriahan yang berbeda di tahun ini dengan mengangkat budaya khas nusantara. Sebagai warga negara, sudah sepatutnya kita saling menjaga dan melesarikan warisan tanah air, bukan melupakannya dengan sibuk berbangga dengan budaya luar. Pembukaan yang sangat luar biasamenjadikan Indonesia kembali mendapatkan pujian dari dunia internasional ditambah lagi Indonesia yang berhasil menebar kedamaian dalam ajang asian games ini kepada Korea Utara dan Korea Selatan yang mengirim satu kontingen gabungan.

[1]https://beritagar.id/topik/asian-games-2018?utm_source=google&utm_medium=cpc&utm_campaign=Topik%20-%20Asian%20Games&gclid=EAlalQobChMIl8iFvPqF3QIVQ4WPCh0GxALVEAAYASAAEgLbr_D_BwE (diakses tanggal 24 agustus 2018 pukul 22.05.33 WIB).

[2]https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pesta_Olahraga_Asia_2018 (diakses tanggal 24 agustus 2018 pukul 09.07.13 WIB).

[3]Sadly Rachman, “Indonesia Konsisten Mendukung Perdamaian di Semenanjung Korea”, https://m.republika.co.id/berita/video/beria/18/08/23/pdwwai216-indonesia-menebar-perdamaian-di-asian-games-2018 (diakses tanggal 25 agustus 2018 pukul 08.59.07 WIB).

[4]KumparanSPORT, Memaknai Slogan Asian Games: ‘Energy Of Asia’, https://m.kumparan.com/@kumparansport/memaknai-slogan-asian-games-energy-of-asia (diakses tanggal 25 agustus 2018 pukul 09.19.40 WIB).

[5]https://www.asiangames2018.id/about/mascots (diakses tanggal 26 agustus 2018 pukul 015.17.21 WIB).

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

Terima kasih telah membaca sampai di sini