Sopan Santun, Cerminan Karakter dan Jiwa Sportifitas

Sopan Santun, Cerminan Karakter dan Jiwa Sportifitas
info gambar utama

Indonesia merupakan negara yang dikenal ramah dan menjunjung tinggi nilai nilai luhur kesopanan dan kearifan lokal. Berbagai kebudayaan yang mencerminkan karakter bangsa sering ditampilkan dan dipertontonkan kepada dunia. Mulai dari tersenyum, menyapa hingga menolong siapapun, termasuk turis asing yang berkunjung ke Indonesia.

Budaya-budaya berkarakter tersebut nampaknya sudah tertanam di alam bawah sadar rakyat Indonesia sejak kecil. Sebagai contoh adalah salam dengan cium tangan yang dilakukan oleh seorang anak kepada orangtua, murid kepada guru, santri kepada kyai, serta anak kecil pada umumnya kepada orang yang lebih tua. Budaya bersalaman dengan mencium tangan ini biasa disebut 'salim'.

Cium tangan atau salim adalah sebuah sikap yang menunjukkan kesopanan, kesantunan, rasa hormat, kekaguman atau bahkan kesetiaan seseorang kepada orang lain.

Cium tangan diawali oleh orang yang menerima salam, kemudian tangannya dipegang oleh orang tersebut, dan telapak tangannya menghadap ke bawah; atau diawali dengan orang yang memberikan salam, kemudian ia mengulurkan tangannya, dan tangan tersebut diterima dengan cara digenggam oleh orang yang ia beri salam. Kemudian orang tersebut agak membungkukan badan dan (sering secara simbolis) menyentuh buku-buk jari dengan bibirnya.

Tradisi mencium tangan orang yang lebih tua memang sudah mengakar dalam keseharian masyarakat Indonesia. Sebuah bentuk penghormatan dan gambaran budi pekerti luhur yang diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Salim sering bahkan setiap hari dilakukan oleh anak-anak Indonesia sebelum berangkat sekolah dan setelah pulang sekolah dengan harapan meminta doa restu kepada orang tua. Namun ternyata, layaknya budaya lain, kebiasaan ini sudah terlanjur mendarah daging sehingga secara spontan dilakukan pada kegiatan lain.

Salah satunya adalah seperti yang dilakukan oleh pemain Tim Nasional U-19 asuhan coach Indra Sjafri. Para pemain mencium tangan wasit sebelum pertandingan dimulai. Hal ini sontak memancing respon positif dari wasit pemimpin pertandingan. Indra Sjafri mengatakan bahwa wasit-wasit di dunia sangat kaget dengan tingkat kesopanan para pemain skuat Garuda Muda asuhannya. Indra Sjafri menerangkan bahwa ia memang selalu memberikan sebuah wejangan kepada anak-anak asuhnya sebelum bertanding untuk bisa menghargai siapa pun, termasuk wasit.

Hal unik yang dilakukan oleh Tim Nasional U-19, ternyata bukan satu-satunya. Pada kompetisi Piala Dunia U-12, para pemain bola cilik perwakilan Indonesia dalam Timnas U-12 juga melakukan hal yang sama, yaitu mencium tangan wasit sebelum pertandingan dimulai.

Momen itu terjadi di pembukaan pertandingan babak perdelapan final pada Sabtu, 15 Oktober. Kala itu, Garuda Muda Indonesia melawan timnas U-12 Argentina.

Dalam video rekaman pertandingan yang diunggah di akun resmi Danone Nations Cup di Youtube, para Garuda Muda itu berbaris rapi di memasuki lapangan. Mereka lantas berdiri di tengah lapangan dengan rapi.

Lazimnya pembukaan pertandingan sepakbola, para pemain bersalaman dengan wasit dan pemain dari tim lawan. Hal ini juga dilakukan oleh skuad Indonesia.

Menariknya, mereka tidak sekadar bersalaman dengan tim wasit. Mereka menerapkan tradisi kesantunan di Tanah Air. Mencium tangan mereka yang dianggap lebih tua.

Momen itu menjadi viral di Facebook dan Twitter. Para netizen mengungkapkan rasa bangga mereka pada perilaku Garuda Muda.

Hal tersebut membuat Timnas U-12 banjir pujian dari media asing yang menilai bahwa anak-anak Indonesia sangat menghargai orang yang lebih tua. Selain itu, Salim yang dilakukan oleh Timnas muda ini juga membuat beberapa pebola cilik dari beberapa negara mengikuti cara Salim Garuda Muda tersebut.

Membuat Bangga dan Sangat Patut untuk di Contoh..






Sumber:dream.co.id, tribunnews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini