Bos Besar Bambang Hartono Sumbang Perunggu di Cabang Bridge

Bos Besar Bambang Hartono Sumbang Perunggu di Cabang Bridge
info gambar utama

Meskipun memiliki kekayaan yang melimpah bahkan di cap sebagai orang terkaya di Indonesia, Bos PT Djarum itu berhasil memenangkan cabang olahraga Bridge di Asian Games 2018. Memiliki nama lengkap Michael Bambang Hartono, atlet dari cabang bridge yang berusia 78 tahun, masih turut ikut menyumbangkan tenaga dan pikiran demi Indonesia dan merupakan atet paling senior dalam kontingen Indonesia.

Cabang olahraga bridge akan memperebutkan enam medali emas dari enam nomor pertandingan, masing-masing tiga nomor beregu dan tiga nomor pasangan. Nomor beregu mempertandingkan beregu putra, beregu campuran dan beregu super mixed.

Indonesia pada tim supermixed memiliki anggota Bambang Hartono - Bert Toar Polii, Frangky Karwur - Jemmy Bojoh, dan Conny Sumampauw - Rury Andhani. Dalam tim campuran yaitu Taufik Asbi - Lusje Bojoh,Robert Parasian - Joice Tuejeh, dan Bill Mondingir - Ervita Lasut.

Di tim supermixed mendapat kan skor akhir 60-137 dan harus mengakui kekalahan melawan tim China. Sedangkan pada tim campuran berakhir dengan skor 87 – 121.

"Lawan memang stabil. Di kelompok putri, mereka adalah juara dunia, sementara untuk mixed team ada tiga orang dari mereka yang mantan juara dunia 2017," kata Hendra Railis,

Eka Wahyu Manajer tim bridge Indonesia berkata "Memang, bigmatch Indonesia dan China itu seharusnya bukan terjadi di semifinal. Tetapi kami harus bertemu mereka terlalu pagi. Dan, di dua match tersebut China mengalahkan Indonesia”.

Bridge merupakan cabang olahraga baru yang ada di Asian Games dilansir dari antara Bambang Hartono sebagai Presiden Federasi Bridge Asia Tenggara turut berperan dalam meyakinkan petinggi OCA Sheikh Ahmed Al-Fahad Al-Ahmed Al-Sabah yang sebelum bersikeras menolak karena bridge dianggap dekat dengan permainan judi.

"Pihak OCA awalnya sempat keberatan karena bridge dihubungkan dengan permainan judi, tapi mereka akhirnya menerima setelah dijelaskan bahwa olahraga tersebut populer di negara Islam yang justru mempunyai juara dunia," kata Bambang Hartono.

Atlet paling senior adalah Kong Te Yang asal Filipina berusia 85 tahun. Menurut Kong Bridge tidak bisa disamakan dengan jenis olahraga lain dengan moto, “tercepat, tertinggi dan terkuat” Olahraga bridge justru bisa melampaui batas kekuatan fisik seorang atlet.

"Bridge adalah olahraga yang sangat matematis, Anda juga harus memahami berbagai kemungkinan, mengetahui psikologi lawan setiap saat harus dalam kondisi pikiran terbuka," kata Kong


Sumber: antaranews.antaranews.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini