Mereka yang Di Balik Kemajuan Pencak Silat Indonesia

Mereka yang Di Balik Kemajuan Pencak Silat Indonesia
info gambar utama

Oleh: Ahmad Cholis Hamzah*

Bangsa Indonesia baru-baru ini bangga dengan prestasi olahraga di kancah Asian Games dengan menempati urutan ke empat setelah Cina, Jepang dan Korea Selatan dengan meraih 30 medali emas, 22 perak dan 37 perungu. Dari 30 medali emas itu 14 nya di sumbang dari olahraga Pencak Silat. Wajar kemudian olahraga yang turun temurun dari leluhur bangsa ini mendapatkan pemberitaan yang besar. Namun tidak semuanya mengetahui tokoh-tokoh nasional dibelakang perkembangan dan kemajuan Pencak Silat di negeri kita ini.

Pencak Silat ini merupakan cabang olahraga yang memiliki keragaman, setiap propinsi atau daerah atau suku di Indonesia ini memilikikinya, karena itu Pencak Silat ini merupakan salah satu asset kekayaan bangsa. Pada jaman Belanda dulu sekitar tahun 1922 sudah ada inisiatif mempersatukan aliran atau perguruan Pencak Silat di Jawa Barat. Pada jaman pendudukan Jepang Bung Karno pernah menjadi pelindung perkumpulan Pencak Silat.

Pada jaman itu pula (tahun 1943) para pendekar pencak silat R. Brotosoetarjo dari peguruan pencak silat Budaya Indonesia Mataram, Mohammad Djoemali dari Taman Siswa, RM Harmurti dari perguruan pencak silat Krisnamurti dan pendekar-pendekar lainnya mendirikan Gabungan Pencak Mataram atau Gapema. Perguruan-perguruan pencak silat itu merupakan perguruan yang tumbuh di Kesultanan Jogyakarta dimana para pendekarnya juga merupakan pejuang kemerdekaan.

Tahun 1947 di Jogyakarta juga muncul organisasi Gapensi atau Gabungan Pencak Seluruh Indonesia yang juga di gagas para pendekar masa itu termasuk RM Soebandiman Dirjoatmodjo atau dikenal dengan panggilan Pak Dirjo yang mendirikan perguruan silat Perisai Diri atau PD (penulis pernah mengikuti perguruan ini meskipun tidak lama). Yang menarik dalam perkembangan pencak silat ini, kota Jogyakarta yang dikenal masyarakatnya santun, berbahasa Jawa halus ternyata merupakan salah satu gudangnya pendekar pencak silat nasional.

Perkembangan pencak silat masa itu masih bersifat lokal kedaerahan, dan pada tahun 1948 Komite Olahraga Nasional (KONI) mengadakan Konferensi Pencak di Solo sebagai kelanjutan dari rapat Panitian Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesi. Dari sinilah terbentuknya IPSI – Ikatan Pencak Seluruh Indonesia yang diketuai Mr. Wongsonegoro.

Tjokropranolo (memakai batik dan memegang buku) pada salah satu acara Expo di Jakarta pada masa jabatannya
info gambar

Kepemimpinan IPSI kemudian berturut-turrut dipegang Brigjen TNI Tjokropranolo yang juga Guberrnur DKI Jakarta, kemudian Mayjen TNI Eddie Marzuki Nalapraya. Dibawah kepemimpinan pak Nalapraya serta dukungan dari pemerintah dan Presiden Soeharto sebagai Pembina Utama saat itu, IPSI dengan cepat menyebar luas ke dalam maupun ke luar negeri. Kehadiran IPSI sudah menjadi bagian dari Pemerintah Daerah. Pada tanggal 7-11 Maret 1980 di Jakarta telah berlangsung pertemuan antar negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura serta peninjau dari Brunei Darussalam untuk pembentukan federasi internasional pencak silat.

Musyawarah dilakukan di Anjungan Jawa Barat, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Hasil musyawarah ini adalah peresmian berdirinya Persilat (Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa). Sebagai Ketua Presidium Persilat ditunjuk Mayjen TNI Eddie Marzuki Nalapraya yang saat itu juga menjabat sebagai Ketua Umum PB IPSI. Dan untuk membantu dia, sebagai Sekretaris Jenderal ditunjuk Oyong Karmayuda, SH. Pendiri Pencak Silat Antar Bangsa ini adalah :

  1. Indonesia : IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia)
  2. Singapura : Persisi (Persekutuan Silat Singapura)
  3. Malaysia : Pesaka (Persekutuan Silat Kebangsaan Malaysia)
  4. Brunei Darussalam : Persib (Persekutuan Silat Kebangsaan Brunei Darussalam)

Sampai pertengahan tahun 2006, pencak silat telah menyebar di 28 negara.

Nama Oyong Karmayudha, SH ini akhir-akhir ini jarang disebut; padahal dia adalah salah satu pemrakarsa pengembangan pencak silat di kancah internasional. Sebagai putra minang anak dari tokoh minang yang bijak, gemar menulis dan melukis yaitu Nasroen Angkat Sutan, mas Oyong – begitu dia dipanggil memiliki keahlian berdiplomasi membuat dia dipercaya sebagai Presiden Persatuan Pecak Silat Asia Pasifik dan Sekretaris Jendral Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa. Mas Oyong juga pernah menjadi Ketua Harian dan Sekretaris Jendral IPSI.

Mas Oyong wafat pada tanggal 16 Desember 2011 disaat berumur 70 tahun di Jakarta. Adik bungsu almarhum- Nasti Nasrun Angkat Sutan (yang bersuamikan seorang dosen) menuturkan bahwa mas Oyong saat itu memiliki komitmen tinggi untuk memperkenalkan pencak silat sebagai warisan leluhur bangsa ke kancah internasional; karena itu mas Oyong aktif wira wiri ke manca negara untuk me- market kan pencak silat di arena global. Tentu masih ada banyak tokoh nasional selain mas Oyog yang memiliki komitmen tinggi mengembangkan pencak silat secara global.

Prabowo Subianto bersama Presiden Joko Widodo di Asian Games 2018 | IDN times
info gambar

Saat ini tampuk kepemimpinan IPSI dibawah Letjen (Pur) TNI Prabowo Subianto menunjukkan progres yang mengesankan dan menunjukkan eksistensi pencak silat di kancah pertandingan internasional seperti di Asian Games baru-baru ini.

Sudah selayaknya generasi muda Indonesia mencintai warisan leluhur bangsa ini.

*Alumni University of London,

Universitas Airlangga dan

Penulis di Good News From

Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini