Teknologi Masuk Desa, Masa Depan Perekonomian Indonesia

Teknologi Masuk Desa, Masa Depan Perekonomian Indonesia
info gambar utama

Di tengah pesatnya arus perkembangan teknologi, sudah seharusnya negara ikut serta menuntun rakyatnya untuk dapat maju mengikuti perubahan yang ada agar tidak ada rakyatnya yang tertinggal, karena sekali lengah, maka akan tertinggal sangat jauh.

Saat ini, Indonesia perlahan tapi pasti tengah memasuki fase digitalisasi dan otomatisasi di segala sektor, mulai dari industri, transportasi hingga kuliner. Di sela gemerlap atmosfir digital dan teknologi tinggi di perkotaan yang nyaris merubah segala aspek kehidupan masyarakatnya, ternyata masih banyak wilayah di Indonesia yang belum terjamah teknologi yang mumpuni untuk mengikuti perkembangan terkini.

Bagi beberapa wilayah perdesaan tersebut, bahkan di pulau-pulau besar seperti Jawa, masih ada kendala listrik dan infrastruktur. Namun tentunya diiringi program-program strategis pemerintah yang bervisi meminimalisir kendala-kendala tersebut, seperti elektrifikasi yang sudah mencapai 95% pada 2017 lalu, dan proyek jaringan fiber optik yang tengah menggapai wilayah 3T di Indonesia.

Selain infrastruktur, pemerintah mendorong inovasi teknologi di bidang ekonomi, salah satunya diwujudkan dalam pameran alat-alat bantu produksi oleh Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Indonesia pada kesempatan Sail Moyo Tambora 2018 di Pelabuhan Badas, Sumbawa, yang digelar dari tanggal 9 September hingga 23 September 2018.

Sail Moyo Tambora sendiri merupakan kegiatan pelayaran di perairan Indonesia yang dilakukan oleh pecinta kapal layar atau yatch. Kegiatan ini diselenggarakan dengan kerja sama pemerintah kabupaten Sumbawa dan pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat serta Kementerian Koordinator bidang Maritim dan Kementerian Pariwisata.

Pameran bertajuk Expo Maritim-Sail Moyo Tambora tersebut memamerkan beberapa inovasi teknologi yang berguna untuk kelangsungan kehidupan ekonomi masyarakat desa khususnya di Sumbawa. Kemendes PDTT mengisi salah satu booth dengan memamerkan berbagai inovasi.

Inovasi tersebut misalnya adalah Drone Smart Farming 4.0, yaitu teknologi sensor tanah, sensor cuaca, dan agri drone sprayer untuk sektor pertanian. Drone tersebut tentu akan lebih memudahkan petani dalam proses-proses bertaninya.

Selanjutnya adalah alat tenun dari kabupaten Alor. Dengan alat tersebut, tentunya produksi kain tenun akan lebih cepat dan tidak terlalu memakan banyak waktu dan tenaga sehingga bisa dijual dengan harga lebih murah. Hasil kainnya pun lebih tipis dan diprediksi lebih diminati karena mudah untuk dimodifikasi.

Untuk bisnis di sektor perairan, Kemendes PDTT memperkenalkan Aruna, sebuah inovasi berbentuk e-commerce yang difokuskan pada penjualan produk berupa ikan. Melalui e-commerce ini, ikan Indonesia diharapkan dapat merambah ke pasar internasional.

Seperti diketahui, banyak produsen hebat dan kreatif di Indonesia, namun banyak pula yang belum berbekal teknologi dan ilmu pemasaran yang mumpuni, sehingga produk mereka belum dapat dikenal masyarakat luas dan dunia. Inovasi e-commerce tersebut diharapkan mampu mengatasi fenomena tersebut.

Untuk para pengusaha kopi di Sumbawa juga dihadirkan barista profesional langsung oleh pihak Kemendes PDTT, yang diharapkan dapat berbagi ilmunya kepada para pengusaha kopi di Sumbawa dan nantinya dapat membuka usaha-usaha kedai kopi yang dapat bersaing dengan standar pasar di luar.

Potensi desa yang luar biasa ternyata juga disadari secara penuh oleh pemerintah, loh. Yuk, ikut dukung dan sebarkan berita baik ini, agar semakin banyak program-program serupa yang dilakukan di wilayah-wilayah lain!

Sumber: Detik

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini