Inilah Waduk Pertama di Indonesia yang Usianya Setengah Abad

Inilah Waduk Pertama di Indonesia yang Usianya Setengah Abad
info gambar utama

Beberapa waktu terakhir, kata waduk sedang ramai diperbincangkan oleh para netizendi Indonesia karena salah satu pasangan calon presiden membawa nama-nama waduk dalam bahan kampanyenya. Waduk adalah danau, kolam penyimpan atau pembendungan sungai yang gunanya untuk menyimpan air. Ada puluhan waduk atau bendungan yang tersebar di Indonesia, salah satunya adalah Waduk Jatiluhur, sebuah waduk yang terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat. Waduk ini adalah bendungan pertama yang dibangun setelah Indonesia merdeka, yaitu pada tahun 1957 dan rampung pada 1967.

sumber : youtube
info gambar

Untuk mengenang jasa Ir. H. Djuanda (nama lengkap Ir. H. R. Djoeanda Kartawidjaja) dalam memperjuangkan pembiayaan pembangunan Bendungan Jatiluhur, bendungan ini dinamakan secara resmi Bendungan Ir. H. Djuanda. Beliau adalah Perdana Menteri RI terakhir dan memimpin kabinet Karya (1957 – 1959). Beliau bersama-sama dengan Ir. Sedijatmo dengan gigih memperjuangkan terwujudnya proyek Jatiluhur di Pemerintah Indonesia dan forum internasional.

sumber : Pahlawan Center
info gambar

Waduk Pertama di Indonesia ini dibangun dengan membendung Sungai Citarum dengan luas daerah aliran sungai seluas 4.500 km2 dengan kontraktor asal Perancis Coyne et Bellier. Dibangun mulai tahun 1957, Presiden RI pertama, Ir Soekarno, adalah orang pertama yang mengawali pembangunan waduk ini dengan prosesi peletakan batu pertama. Sepuluh tahun kemudian, Presiden Soeharto meresmikan pada 26 Agustus 1967.

Peresmian Konstruksi Bendungan Jatiluhur. (Sumber: Menyimak Bendungan di Indonesia (1910 – 2006) KNI-BB, Yayasan Kilas Teknologi Konstruksi Indonesia)
info gambar

Setiap pembangunan terkadang ada hal yang harus dikorbankan, genangan yang terjadi akibat pembangunan Bendungan ini menenggelamkan 14 Desa dengan penduduk berjumlah 5.002 orang. Namun bukan berarti penduduk tersebut dibiarkan saja, penduduk tersebut kemudian sebagian dipindahkan ke daerah sekitar bendungan dan sebagian lainnya pindah ke Kabupaten Karawang.

Pemandangan Waduk Jatiluhur dilihat dari Gunung Parang (sumber : wikipedia)
info gambar

Waduk yang memiliki luas mencapai 8.300 hektar, tentunya memiliki peranan besar dalam pertanian (irigasi) untuk 242.000 ha sawah (dua kali tanam setahun), perikanan, sebagai penyeimbang ekosistem alam di sebagian wilayah Jawa Barat, dan juga memasok kebutuhan air bersih yang sebagiannya diperuntukan bagi masyarakat di sebagian wilayah DKI Jakarta. Bahkan lebih dari itu, Jatiluhur juga berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang mampu mengalirkan aliran listrik dalam jumlah besar. Ada 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dengan produksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh setiap tahun.

sumber : www.jasatirta2.co.id
info gambar

Selain fungsi di atas, bendungan yang menghabiskan biaya US$ 230 juta dalam pembuatannya ini juga menjadi tempat pariwisata. Waduk ini memiliki banyak fasilitas rekreasi yang memadai, seperi hotel dan bungalow, bar dan restaurant, lapangan tenis, bilyard, perkemahan, kolam renang dengan water slide, ruang pertemuan, sarana rekreasi dan olahraga air, playground dan fasilitas lainnya. Sarana olahraga dan rekreasi air misalnya mendayung, selancar angin, kapal pesiar, ski air, boating dan lainnya.

sumber : maszaladventure
info gambar

.

Sumber : Wikipedia, jatiluhurdam.wordpress.com, detik.com, dotgo.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini