Membangun Sumber Daya Manusia Indonesia dengan Pembangunan Fasilitas Olahraga

Membangun Sumber Daya Manusia Indonesia dengan Pembangunan Fasilitas Olahraga
info gambar utama

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Good News from Indonesia (GNFI) tentang optimisme anak muda terhadap masa depan bangsa, diketahui bahwa mereka sangat optimis dengan prestasi dan karya anak bangsa Indonesia yang sangat banyak dan potensial. Dari berbagai bidang, mulai dari keilmuan, informatika hingga olahraga dan seni musik, penghargaan demi penghargaan dipersembahkan untuk nama Indonesia.

Di era pembangunan yang kiat digencarkan ini, pembangunan kini difokuskan kepada wilayah-wilayah terluar dan berakses sulit. Fenomena anak-anak di pedalaman Indonesia yang harus menempuh jalur ekstrem untuk berangkat ke sekolah sudah cukup menjadi alasan digencarkannya pembangunan infrastruktur, disamping faktor keberlangsungan ekonomi setempat.

Pembangunan infrastruktur juga termasuk pembangunan fasilitas dan sarana prasarana (sarpras) yang turut mendukung keberlangsungan pembangunan Indonesia, khususnya pembangunan sumber daya manusia. Sekolah, fasilitas pendidikan non-formal dan sarana olahraga adalah contoh-contohnya. Melihat potensi besar atlit Indonesia pada perhelatan Asian Games 2018 lalu, pembangunan sarana olahraga seharusnya turut menjadi fokus pembangunan saat ini.

Sejak 2015, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) oleh Imam Nahrawi telah memrogram “1 Desa 1 Lapangan”, sebagai turunan dari 9 agenda prioritas Nawa Cita presiden Joko Widodo khususnya butir ketiga yang berbunyi "membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”.

Pada awal 2017 lalu, pembangunan lapangan desa di seluruh Indonesia yang selesai pada akhir 2016 diresmikan, tepatnya 346 desa dari total target desa sebanyak 765 desa. Bentuknya berupa lapangan futsal, lapangan bola voli, lapangan bulu tangkis, lapangan panjat dinding dan lapangan sepak bola. Pelaksanaan pembangunan dengan cara swakelola pendanaan yang diberikan pihak Kemepora kepada masyarakat.

Tak hanya Kemenpora, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) turut menggenjot pembangunan sarana olahraga di desa sebagai pemicu mencetak bibit-bibit atlit nasional. Pembangunan sarana olahraga desa juga merupakan salah satu dari empat program prioritas Kemendes PDTT.

Kemendesa, melalui Eko Putro Sandjojo, juga menyarankan agar pemerintah desa dapat memanfaatkan dana desa untuk pembangunan dan pengadaan fasilitas olahraga. Dengan dana 60 triliun rupiah, masyarakat juga diimbau unutk mengawasi pemanfaatan dana dengan tepat guna.

Pembangunan fasilitas-fasilitas olahraga di desa-desa diharapkan dapat memacu budaya berkompetisi secara sehat dan sportif di kalangan anak-anak, khususnya. Selain itu diprediksi dapat membuka lapangan ekonomi di desa-desa, misalnya dengan mengadakan pelatihan atau sekedar berjualan makanan ringan.

Pemerintah diharapkan selalu menyadari bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang sehat, jasmani dan rohani, sehat dalam fisik dan sehat dalam berkompetisi mau pun bekerja sama dalam tim. Semua itu dapat dilatih melalui olahraga. Bahkan olahraga khas Indonesia seperti beladiri dan takraw dapat dikembangkan sehingga dapat turut melestarikan kekayaan budaya bangsa.


Sumber: Kemenpora

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini