Sekitar 2 abad lalu, lebih tepatnya tahun 1815, Gunung Tambora meletus selama 5 Hari. Bermula pada tanggal 5 April, dan mencapai puncaknya pada tanggal 10 April 1815.
Saat itu Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Thomas Stamford Raffles dalam bukunya The History of Java menceritakan, dari timur laut Cirebon langit sangat gelap akibat turunnya hujan abu, bahkan matahari tidak menampakkan cahayanya. Getaran karena letusan saat itu dapat dirasakan hingga ke dataran Jawa.
Setelah 203 tahun, Tambora menjadi salah satu destinasi wisata para pendaki yang berani menguji-nyalinya. Banyak para Instagram-ers yang mengabadikan keindahan Gunung yang berada di Nusa Tenggara Barat. Seperti apa keindahan stratovolcano yang masih aktif ini? Berikut kumpulan foto-fotonya :

Keindahan pemandangan saat matahari terbit di puncak membuat memesona siapapun yang melihatnya. Foto ini diambil di ketinggian 2850 Mdpl, yang sebelumnya.

Diameter kaldera yang dimiliki oleh Gunung Api ini sekitar 7 km, dengan kedalaman kurang lebih 1,5 km. Berani untuk turun ke sana? Tetap berhati-hati ya!

Di suatu bagian di dalam kaldera masih mengeluarkan gas atau asap yang bersumber dari perut bumi. Sebaiknya kamu harus menjauhi tempat ini agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan.

Berwisata boleh, tapi jangan sampai merusak alam. Kalau melakukan foto/swafoto masih diperbolehkan kok, asal tidak sampai membahayakan diri sendiri.

Berminat untuk mengunjungi Tambora? Ajak Kawan-kawanmu berwisata bersama juga ya!
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News