Gotong-Royong Bantu Para Petani dengan Platform ini

Gotong-Royong Bantu Para Petani dengan Platform ini
info gambar utama

Beberapa tahun terakhir, profesi petani mulai ditinggalkan oleh masyarakat desa. Banyak anak-anak dari para petani yang berpindah ke Kota untuk mencari pekerjaan yang lebih baik. Hal ini membuat jumlah petani terus menurun.

Namun tidak sedikit pula yang ingin meneruskan profesi bertani, contohnya I Gede Artha Sudiarsana, pemuda berusia usia 20an ini memelopori budidaya jamur tiram di Karangasem, Bali.

“Saat saya melihat fenomena di desa saya sendiri anak-anak mudanya kebanyakan memilih sektor lain, semisal parawisata, cafe-cafe, perhotelan dan lain sebagainya. Hal itu lah yang menyebabkan saya ingin kembali ke desa, setelah kuliah di Universitas Udayana, saya kembali ke desa,” ungkap Artha yang dikutip dari tribunnews.

Salah satu dari masalah yang dialami para petani adalah modal dan ketidakmampuan mereka memahami permasalahan, kondisi pada saat ini banyak petani yang menjadi sasaran rentenir, sebab mereka bukan tergolong orang yang mengenal bank.

Hal ini membuat Yohanes Sugihtononugroho, CEO CROWDE, fokus pada permasalahan yang dialami oleh para petani. Sebenarnya ada potensi besar di sektor pendanaan modal petani agar para petani dapat memasarkan produknya ke konsumen akhir. Langkah tersebut tengah dirintis oleh CROWDE, sebuah platform investasi yang bergerak khusus di bidang agrikultur. Platform yang didirikan sejak September 2015 ini memiliki upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para petani untuk memiliki bantuan modal usaha dengan cara digital.

“Petani di Indonesia banyak sekali masalah dari hulu ke hilir dan selalu petani yang menjadi korban. Kami melihat hal ini dan ingin membantu mereka untuk connecting each other dengan menyelesaikan masalah mereka di bidang pembiayaan,” kata Yohanes yang dikutip dari DailySocial

CROWDE bisa dibilang sebuah wadah bagi investor untuk membantu para petani di Indonesia. “Teman CROWDE”, sebutan untuk para investor itu dapat berinvestasi, memilih, dan memantau proyek petani yang memanfaatkan modal mereka hingga memperoleh imbal hasilnya.

sumber : kurva
info gambar

Dengan crowd-investment framework, CROWDE menjadi wadah bagi Teman CROWDE, untuk membantu para petani di Indonesia. Melalui website dan aplikasi CROWDE yang dapat diunduh di Google Play Store. Teman CROWDE dapat melakukan pendaftaran, memilih proyek tani yang ingin ditanamkan modalnya, menghitung proyeksi keuntungan dari proyek tani yang dipilih, melakukan transaksi secara langsung, sampai mengawasi berjalannya proyek tersebut melalui laporan yang dikirim secara berkala. Penanam modal dapat berinvestasi mulai dari Rp 10.000.- pada berbagai proyek yang terdaftar di aplikasi CROWDE.

Aplikasi ini tidak hanya menyediakan proyek investasi di bidang agrikultur saja, tapi sudah bergerak ke sektor perikanan, peternakan, hingga trading. Hal ini ditujukan agar para investor dapat mendiversifikasi risikonya ke berbagai proyek.

Melalui rilis yang diterima GNFI, Afifa Urfani selaku Head of Marketing dari CROWDE, dalam acara talkshow di Pisa Cafe, Makassar yang digelar dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional yang jatuh pada tanggal 23 September lalu. “Dengan peran menjadi penengah, CROWDE memiliki visi untuk merevolusi petani Indonesia. CROWDE menjadi pihak yang mengerti petani, berani untuk mempelopori perubahan di sisi pertanian tanah air. Tidak hanya sekedar permodalan bagi petani, kami juga ingin agar para petani Indonesia memiliki pengetahuan lebih baik mengenai bidang pekerjaan mereka dengan membuat paguyuban-paguyuban sebagai wadah berkumpulnya para petani serta berbagi informasi dan pengetahuan seputar pertanian.”

CROWDE juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk menciptakan sebuah ekosistem pertanian yang berkelanjutan yang sejalan dengan visi CROWDE, yaitu ; menjadikan petani sebagai Agropreneur yang mandiri dan bisa mengkreasikan produk turunannya untuk tetap bersaing di pasaran tanpa kehilangan nilai jual. Menggandeng toko-toko tani yang tersebar di seluruh Indonesia untuk mempermudah petani mendapatkan akses kebutuhan pertanian.

Para petani CROWDE juga tidak perlu kesulitan untuk melakukan penjualan dan pemasaran produknya. “Sejauh ini, kami telah membantu petani memasarkan produknya ke berbagai toko retail seperti supermarket maupun ke pasar tradisional. Harapan kami, permintaan pasar dalam negeri bisa terpenuhi dengan memberdayakan petani sendiri, alih-alih dari impor,” lanjut Afifa.

Memperingati Hari Tani Nasional, pada tanggal 30 September 2018 besok, CROWDE berencana untuk menyelenggarakan perayaan hari tani di Kampung Bekelir, Tangerang.

Pada acara tersebut CROWDE akan mengajak masyarakat yang mendaftar untuk merasakan pengalaman menanam secara organik. Peserta juga dapat belajar budaya melalui sejarah dengan mengikuti tur di Kampung Bekelir yang dulunya desa biasa yang menjadi objek wisata di Tangerang berkat lukisan masyarakat setempat.

Peserta yang ikut akan berkumpul terlebih dahulu di Plaza Semanggi, Jakarta pada pukul 08.00 WIB dan selesai pada pukul 17.00 WIB. Dengan adanya acara ini, diharapkan peserta yang mengikuti juga akan menemukan kawan baru dan menjadi bagian dari komunitas di wilayah tersebut

“Make a new friends and be a part of a loving community” dikutip dari rilis yang diterima oleh GNFI.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini