Omah Munir yang berfungsi sebagai museum dengan tujuan awal pembangunan untuk menyediakan informasi audio visual mengenai Munir dan perjuangannya untuk membela hak asasi manusia di Indonesia yang terletak di Kota Batu, Jawa Timur direncanakan akan diperluas. Hal tersebut disampaikan oleh Suciwati, istri dari sang aktivis, Munir Said Thalib.
Museum tersebut dibangun pada tahun 2013 lalu di atas lahan seluas 290 meter persegi, sudah tidak mampu menampung jumlah pengunjung yang semakin hari semakin bertambah.
Rencana peluasan wilayah tersebut didukung oleh Indonesian Architects Association (IAI) dan pemerintah Kota Batu, untuk membangun sebuah museum lebih besar di atas lahan sebesar 2000 meter persegi. Pemerintah provinsi Jawa Timur juga telah menjanjikan bantuan dana untuk membangun pembiayaan konstruksi, yang diperkirakan mencapai 14 milyar rupiah dan memakan waktu hingga 2 tahun.
"Tampilannya akan kurang lebih sama, namun museum yang baru akan memiliki lebih banyak ruang untuk berdiskusi atau penampilan seni," ucap Suciwati.
Proyek konstruksi tersebut direncanakan akan dimulai pada 8 Desember, bertepatan dengan hari lahirnya Munir, atau 10 Desember yang bertepatan dengan Hari Hak Asasi Manusia Sedunia.
M. Chottob dari IAI chapter Malang menyebutkan bahwa asosiasinya berinisiaitif membuat sebuah kompetisi desain untuk menjaring ide-ide terbaik untuk museum yang baru. Pemenangnya akan memenangkan total hadiah sebesar 220 juta rupiah.
Walikota Batu, Dewanti Rumpoko menyebutkan bahwa Omah Munir yang baru nantinya direncanakan sebagai museum hak asasi manusia terbesar di Asia Tenggara.
Munir dibunuh pada tahun 2004 saat bepergian ke Belanda.
Sumber: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News