Tema Militer di Kustomfest 2018

Tema Militer di Kustomfest 2018
info gambar utama

Suasana yang berbeda bisa dirasakan selama pembukaan dua hari custom motor dan festival mobil Kustomfest di Jogja Expo Center (JEC) di Banguntapan, Bantul, Yogyakarta, pada hari Sabtu.

Pameran 155 sepeda motor dan 28 mobil khusus | Sumber: Sri Wahyuni / Jakarta Post
info gambar

Para pria berseragam militer dapat dengan mudah terlihat di ruang pameran gedung, yang menampilkan 155 sepeda motor khusus dan 28 mobil khusus.

Di antaranya termasuk Air Force Academy gubernur First Adm. Sri Mulyo Handoko, Yogyakarta Airbase Commander First. Laksamana Tedi Rizalihadi, Panglima Pangkalan Angkatan Laut Yogyakarta Kolonel Arya Delano, Komandan Resort Militer Yogyakarta Brigjen. Jenderal Muhammad Zamroni dan Kepala Polisi Yogyakarta Brigjen. Jenderal Ahmad Dofiri.

RI-X WEL-1
info gambar

Di satu lokasi, RI-X WEL-1, pesawat khusus pertama dan satu-satunya yang pernah dibangun Angkatan Udara Indonesia, dipamerkan sebagai pesawat pertama yang pernah dipamerkan di festival sepeda motor dan mobil kustom tahunan.

"Untuk pertama kalinya, upacara pembukaan festival itu menampilkan personil militer," kata direktur Kustomfest, Lulut Wahyuni.

Kustomfest tahun ini, bertemakan Color of Difference, tidak hanya diorganisir untuk merayakan vibrasi Kustom Kulture, sebuah istilah yang diciptakan untuk menggambarkan karya seni, kendaraan, gaya rambut dan mode dari mereka yang mengendarai dan membangun mobil dan motor khusus di Amerika Serikat, tetapi juga warna-warna budaya dan keindahan alam Indonesia.

Kustom Kulture lahir dari budaya hot rod di Southern California pada 1960-an.

Pria berseragam TNI di Kustomfest | Sumber: Sri Wahyuni / Jakarta Post
info gambar

Lulut mengatakan, tema itu juga sengaja dipilih untuk menanggapi tahun politik yang dialami Indonesia saat negara ini mengatur pemilihan legislatif dan pemilihan presiden secara simultan pada April tahun depan.

Dia menambahkan bahwa perbedaan itu adalah berkah. Perbedaan ada bukan untuk dibedakan atau dipaksa untuk menjadi sama. Perbedaanlah yang membuat Indonesia indah dan kaya warna.

“Melalui acara ini, kami ingin mengingatkan orang-orang bahwa Indonesia adalah negara besar yang dibangun dari perbedaan dalam etnis, ras, budaya, bahasa, dan sebagainya,” katanya.

Sentuhan militer lainnya juga dapat ditemukan di sebuah sepeda motor khusus yang khusus dibangun untuk program undian festival, yang ditawarkan kepada pengunjung yang membayar tiket masuk sebesar Rp 60.000 per orang per hari.

Dibangun dalam 28 hari sebelum pembukaan festival oleh tim dari lokakarya Yogyakarta Retro Classic Cycles, ia menggunakan mesin dan rangka Harley-Davidson Sportster 883 Evolution.

Untuk memberikan sentuhan vintage pada sepeda, mural, dan seniman jalanan, Helly KKK diundang untuk mengerjakan bagian tangki bensin kendaraan. Ia menamai karya seni tersebut Belo Negoro (membela negara), yang juga menjadi nama sepeda motor kustom.

“Kami mendedikasikan ini untuk para pahlawan Militer Indonesia yang berjuang untuk kedaulatan negara,” kata Lulut, menambahkan bahwa pekerjaan sepeda motor itu terinspirasi oleh pesawat tempur Perang Dunia II Mustang P-51.

Para pengunjung berpose dengan Belo Negoro | Sumber: Sri Wahyuni / Jakarta Post
info gambar

Lulut mengakui bahwa hadiah undian tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya berkat pengaruh kuat dari tema militer, memberikan ciri-ciri Belo Negoro yang kuat.

Menanggapi pekerjaan dan karya-karya pencipta lain yang kendaraannya dipajang di festival, Gubernur Akademi Angkatan Udara Yogyakarta, Laksamana Pertama Sri Mulyo Handoko menyatakan penghargaan setinggi-tingginya.

"Ini semua karya indah anak-anak bangsa," katanya.

Penghargaan serupa juga datang dari Abdurrohim Boy dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), yang mengkategorisasi Kustom Kulture bekerja di subsektor desain produk.

Subsektor penting karena memiliki potensi untuk mengembangkan sektor lain dan meningkatkan nilai produk kreatif, katanya.

"Kami sepenuhnya mendukung Kustomfest," tambahnya


Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini