Sabtu, 13 Oktober 2018. Pagi yang cerah memberi semangat teresendiri kala itu, saya dan sahabat saya Jhoo sudah diperjalanan dari Pamekasan menuju wilayah paling timur Madura (Kabupaten Sumenep). Udara pagi yang sejuk kami nikamati dengan penuh rasa syukur. Di perjalanan, kami sudah disambut oleh berbagai pemandangan yang begitu eksotis dan asri.
Pantai Talang Sirin misalnya, lambayan rantingnya seakan mengajak kami untuk singgah. Rute Pamekasa-Sumenep menjadi pengalaman yang tidak akan terlupakan, permukaan jalan yang sedikit bergelombang rasanya seperti membawa kami berlayar ketengah laut Madura, berjibaku dengan ombak. Penasaran? Yang tidak percaya boleh mencoba.
Acara #KOPDARBAIK, dengan tema Indonesia Sehat, Indonseia Digdaya. Merupakan alasan utama kami ke kota yang terkenal dengan salah satu pulaunya (Giliyang) yang mengandung kadar oksigen tertinggi ke dua didunia. Acara tersebut diselenggarakan oleh Good News From Indonesia (GNFI)-merupakan gerakan yang dicetuskan oleh beberapa anak muda yang dengan konsisten menyebarkan berita baik ke seluruh penjuru Nusantara. Dukungan dari Kementerian Komonikasi dan Informatika Republik Indonesia (KOMINFO) dalam acara tersebut menjadi bukti nyata bawa, pemuda serta pemerintah saling bersinergi untuk Madura-Indonesia yang lebih baik.
Untuk sampai kelokasi, membutuhkan waktu 1 jam 20 menit, berangkat jam 06.00 dan tiba pada jam 07.20. Sejenak, kami melepas lelah di masjid yang tidak jauh dari lokasi acara, sekedar cuci muka agar terlihat segar ketika acara dimulai. Saat kami tiba di lokasi (Java In Cave), kami disambut oleh dua resepsionis yang ramah juga cuuaantik. “Untung saya sudah cucimuka”, demikian saya membatin sembari mengisi daftar hadir. “Ini mas!” kata wanita dengan baju dan kacamata berwarna hitam, sekaligus memberi saya sebuah bingkisan. “Oh iya. Terimakasih” saya tanggapi secara lansung. Maklum, jiwa muda.
Ada 150 peserta yang hadir dalam acara tersebut, banyak dari mereka merupakan delegasi dari komonitas kepemudaan yang ada di Madura, seperti: Komonitas Blogger Madura (Plat-M ), Organisasi Pemuda Kota Tua dan lain sebagainya. Acara dibuka langsung oleh ketua GNFI (Wahyu Aji).
Ada empat nara sumber ternama yang menjadikan acara #KOPDARBAIK (Kopi Darat Baik) lebih nikmat dari biasanya. Diantaranya: R. Niken Widiastuti (Direktur Jenderal Informasi dan Komonikasi Publik), Akhyari Hananto (Founder Good News From Indonesia), Prof. Dr. Merryana Andriani, SKM.,M.Kes (Ahli Gisi), Nurfitriana Busyro (Ketua TP PKK Kab. Sumenep), Enno Lerian (Influencer). Dari berbagai bidang yang mereka tangani, menghasilkan penyampaian materi yang sangat matang dan begitu gurih.
Dua jam berlalu, beragam ilmu telah disampaikan oleh empat narasumber. Sebagai audien yang baik dan tidak sombong (intermezzo), hanya ada dua kutipan yang paling diingat dan saya tanam dalam hati, memang sedikit (harap maklum sudah semester lima, bingung mau penelitian kualitatif atau kuantitatif). Dengan harapan meski sedikit, bisa mengakar-tumbuh subur dalam diri dan bisa berbuah matang dalam bentuk tindakan baik:
Pertama, “ASI (Air Susu Ibu) merupakan sebagian darah dari ibu yang diberikan kepada kita, sehingga menciptakan ikatan batin yang erat antara ibu dan anak.” (Prof. Dr. Merryana Andriani, SKM.,M.Kes). Mendengar hal itu, saya sedikit sok tahu (tidak bermaksud menggurui). Tetapi, ucapan dari ibu Merry memang terngiang-ngiang sampai saat saya menulis artikel ini. Dari kutipan tersebut, saya kembali diingatkan peran sentral dari seorang Ibu, tanpa kasih-sayangnya saya bukan siapa-siapa, dan tanpa doanya saya hina-dina.
Kedua, “Jika kalian tidak mampu memberikan perubahan bagi kehidupan masyarakat dan bangsa ini, banjiri media sosial kalian dengan hal baik (bukan hoax). Dari hal kecil itu, kalian sudah mencegah pertikaian dan perpecahan.” (Akhyari Hananto). Indonesia belakangan ini mulai kehilangan nilai-nilai pluralisme, pertikaian dan perpecahan sering terjadi dimana-mana. Salah satu penyebanya, diakibat oleh kurangnya filtrasi informasi serta seringnya masyarakat mengkonsumsi berita yang tidak benar (HOAX). Implementasi dari pesan Mas Akhyari di atas, harus konsisten kita lakukan sebagai generasi yang tidak mau lepas dari media sosial (pecandu). Dari hal kecil menghasilkan manfaat yang besar.
Mari sampaikan berita yang baik, jika tidak bisa jangan sebarkan berita yang buruk!
Sumber:
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News