Daya saing ekonomi Indonesia telah meningkat, menurut Laporan Daya Saing Global (Global Competitiveness Report) yang baru-baru ini dirilis oleh World Economic Forum (WEF).
Di bawah Global Competitiveness Index 4.0 yang baru diperkenalkan, Indonesia mendapat skor 64,9 poin dan berada di peringkat ke-45, naik dua tempat dibandingkan dengan indeks sebelumnya.
Negara tetangga Singapura, Malaysia, dan Thailand, berada di posisi lebih baik, menempatkan diri lebih tinggi di tempat kedua (83,5 poin), 25 (74,4 poin), dan 38 (67,5 poin), masing-masing secara berurutan.
Laporan ini mencatat bahwa Indonesia mendapatkan keuntungan dari ukuran geografisnya yang besar dan saling keterkaitannya, yang dikombinasikan dengan budaya kewirausahaan yang dinamis dan keseluruhan dinamisme bisnisnya dapat dikatakan "pertanda baik untuk masa depan".
Sayangnya, Indonesia masih kurang memiliki kemampuan inovasi, terutama dalam kegiatan penelitian dan pengembangan. Pengeluaran R & D Indonesia kurang dari 0,1 persen dari PDB, peringkat ke-112 di antara 140 negara tercatat dalam indeks tersebut. Negara-negara dengan pengeluaran tertinggi untuk R & D adalah Israel (4,3 persen dari PDB), Korea Selatan (4,2 persen), Jepang, Swedia (3,3 persen), dan Taiwan (3,2 persen).
Kekhawatiran lain adalah infrastruktur. Di antara negara-negara G20, Indonesia adalah pemain terburuk dalam hal infrastruktur fisik dengan 66,8 poin, atau hampir 25 poin di belakang Jepang sebagai pemain terbaik (91,5 poin).
Laporan Daya Saing Global (Global Competitiveness Report) adalah studi tahunan oleh WEF, menilai kedua yayasan ekonomi mikro dan makro, yang terdiri dari 98 indikator.
Metodologi laporan 2018 mencakup beberapa faktor yang relatif baru seperti generasi ide, budaya kewirausahaan, keterbukaan dan kelincahan.
Adapun berikut daftar peringkat Laporan Daya Saing Global (Global Competitiveness Report) 4.0 Asia Tenggara:
Sumber: Jakarta Post | WE Forum
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
