KOPHI Yogyakarta: Meraih Penghargaan Kalpataru Bukanlah Tujuan

KOPHI Yogyakarta: Meraih Penghargaan Kalpataru Bukanlah Tujuan
info gambar utama

Koalisi Pemuda Hijau Indonesia (KOPHI) merupakan wadah bagi anak muda yang memiliki ketertarikan di bidang lingkungan serta memiliki kerelaan untuk berkontribusi aktif dalam mengawal isu-isu terkininya. KOPHI berdiri di 13 provinsi di Indonesia, salah satunya di Yogyakarta. KOPHI Yogyakarta berdiri pada tanggal 29 November 2011 dengan anggota terdiri atas anak muda dari berbagai latar belakang.

Memiliki tagline “Bergerak Selaras”, KOPHI Yogyakarta bertekad untuk menjadi wadah kreasi, media informasi, transfer pengetahuan, dan aksi nyata untuk pelestarian lingkungan. Meski berusia relatif muda, kiprah KOPHI Yogyakarta nyatanya telah diakui secara resmi oleh banyak lembaga. Baru-baru ini KOPHI Yogyakarta meraih Penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) kategori Penyelamat Lingkungan. Dengan penghargaan tersebut, KOPHI Yogyakarta memiliki kesempatan mewakili Provinsi DIY pada Anugerah Kalpataru Nasional yang akan dihelat pada tahun 2019 mendatang.

Penganugerahan Kalpataru dari Provinsi DIY merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap instansi pegiat lingkungan yang secara konsisten dan berkelanjutan melakukan kegiatan secara aktif, nyata, dan berdampak untuk masyarakat Yogyakarta. Ketua KOPHI Yogyakarta, Septiadhi Wirawan, menerangkan bahwa saat ini KOPHI Yogyakarta memiliki tiga isu lingkungan yang menjadi fokus kegiatan antara lain pendayagunaan Ruang Terbuka Hijau, pelestarian sumber daya air, dan pengelolaan sampah. Fokus isu tersebut dielaborasikan dalam berbagai macam kegiatan seperti sekolah alam, pengadaan bank sampah, inkubator bisnis hingga pendampingan desa mitra di Yogyakarta. KOPHI Yogyakarta secara kolaboratif juga bekerjasama dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah, swasta, hingga komunitas pegiat lingkungan lainnya.

Menurut Septiadhi, penilaian dalam anugerah Kalpataru Provinsi DIY berlangsung cukup ketat. Kriteria penilaian diantaranya meliputi jenis kegiatan, lokasi, hingga tingkat keberhasilan dan dampak secara sosial, ekonomi, dan lingkungan. Sebanyak kurang lebih 50 komunitas aktif mendaftarkan diri dalam anugerah Kalpataru kategori penyelamat lingkungan. Jumlah komunitas pegiat lingkungan di Yogyakarta sendiri cenderung bertambah dari waktu ke waktu, diyakini karena semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan.

Salah satu kegiatan KOPHI Yogyakarta yang menjadi perhatian terkini yaitu “Djoga Eco Map”, merupakan suatu pemetaan wilayah pada potensi lingkungan hijau dan wilayah yang perlu dikonservasi di Yogyakarta. Septiadhi menuturkan bahwa pembangunan gedung dan infrastruktur yang semakin marak perlu dibarengi dengan langkah strategis pencegahan kerusakan lingkungan sehingga KOPHI Yogyakarta secara independen menginisiasi “Djogja Eco Map”. Hasil pemetaan tersebut nantinya dapat diakses oleh publik serta diharapkan mampu menjadi rujukan bagi masyarakat dan pemangku kebijakan.

Dalam menjalankan misinya, KOPHI Yogyakarta selalu berusaha melakukan pendekatan khusus untuk anak-anak dan remaja. Penanaman kecintaan terhadap lingkungan sejak dini diaktualisasikan lewat kegiatan sekolah alam serta pelibatan anak-anak dan remaja pada beberapa aksi nyata. Langkah tersebut secara simultan turut mendorong para orang tua untuk juga terus aktif terlibat kegiatan pelestarian lingkungan.

“Momen persiapan menuju Anugerah Kalpataru baik provinsi dan nasional menjadi bahan evaluasi kinerja kami. Tentunya memperoleh Penghargaan Kalpataru bukan sebuah tujuan, melainkan pelecut semangat untuk mencapai misi pelestarian lingkungan.” terang Septiadhi.

Secara terpisah Ketua Umum KOPHI Yogyakarta periode 2012 – 2013, Rida Nurafiati, menyampaikan Penghargaan Kalpataru yang sukses diraih oleh organisasinya merupakan hal yang luar biasa sebab masih jarang kelompok kecil seperti KOPHI Yogyakarta yang memperoleh penghargaan tersebut. Hal ini mengindikasikan bukan tentang seberapa besar kelompok namun seberapa besar dampak positif dan persistensi kelompok tersebut untuk terus bergerak menginisiasi perubahan yang lebih baik.

Selain memiliki agenda tersendiri pada tataran provinsi, KOPHI Yogyakarta juga bergerak aktif secara kolektif kolegial dengan KOPHI Nasional. Salah satu agenda yang rutin dilaksanakan setiap tahun yaitu Gerakan Bersih Kampung Sejukkan Nusantara atau “Gebrak Senusa” dalam rangka peringatan ulang tahun KOPHI yang jatuh setiap tanggal 28 Oktober. Tahun ini, KOPHI Yogyakarta mengusung kegiatan workshop vertikultur dan bersih-bersih sungai yang akan berlangsung di Kampung Prawirodirjan, Kecamatan Gondomanan, Yogyakarta.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini