AYAH TERBAIK UNTUK 1000 HARI TERBAIK ANANDA

AYAH TERBAIK UNTUK 1000 HARI TERBAIK ANANDA
info gambar utama

Setiap ayah tentu ingin menjadi ayah terbaik bagi istri dan buah hatinya. Salah satu momentum untuk menjadi ayah terbaik adalah pada 1000 hari terbaik ananda yaitu 1000 hari pertama kehidupan ananda (9 bulan di kandungan dan 2 tahun pertamanya). Masa itu adalah masa krusial tumbuh kembang ananda dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan otak. Seribu hari pertama kehidupan merupakan bagian penting untuk mengatasi persoalan stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh kembang pada anak, baik pertumbuhan fisik (tubuh) maupun perkembangan otaknya, karena kekurangan gizi atau nutrisi. Efeknya bisa seumur hidup ananda, seperti bermasalah dalam tinggi badan, IQ rendah, sistem kekebalan tubuh yang lemah, dan resiko penyakit serius yang lebih besar. Hal tersebut tentu akan mengganggu produktifitasnya kelak. Ayah terbaik tentu tidak menginginkan hal tersebut terjadi pada ananda. Namun masalahnya prevalensi balita stunting di Indonesia masih sangat tinggi. Data dari Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017 menunjukkan angka 29,6% balita mengalami stunting.[1] Dapat dibayangkan masa depan negeri ini jika permasalahan stunting dibiarkan. Maka stunting harus dicegah. Para ayah dan calon ayah terbaik, harus terlibat dalam pencegahan stunting. Dimulai dari diri dan keluarga dengan memberikan yang terbaik untuk 1000 hari terbaik Ananda. Salah satunya adalah memastikan kecukupan nutrisi ibu selama kehamilan, pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD), pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, yang terus dilanjutkan dengan makanan pendamping ASI (MP ASI) sampai usia 2 tahun.

Nyatanya persoalan pemberian ASI pada ananda cukup kompleks. Tidak hanya terkait keadaan ibu yang menyusui, tetapi juga berbagai kebiasaan, pandangan, dan mitos yang berkembang di masyarakat. Seperti kebiasaan memberikan makanan padat (pisang yang dilumat) saat bayi baru 2 atau 3 bulan, pandangan bahwa ASI saja tidak akan mengenyangkan bayi, bahkan masih ada yang menilai ASI tidak lebih baik dari susu formula, belum lagi tanggapan negatif dari orang tua atau mertua. Masalah-masalah tersebut akan berat bila ditanggung istri seorang, maka suami atau ayah harus hadir, bekerjasama untuk mendukung pemberian ASI kepada ananda. Ayah terbaik harus menjadi Ayah ASI. Sangat miris melihat seorang istri berjuang sendirian dalam mengasuh dan memberikan ASI. Namun fenomena tersebut banyak juga terjadi di masyarakat. Adanya pandangan yang mengatakan bahwa masalah anak adalah urusan istri masih cukup kuat di kalangan ayah atau suami. Tugas suami adalah kerja mencari uang. Urusan rumah dan anak adalah urusan istri. Jika anak nangis, selalu istri yang diharuskan menanganinya, bahkan dipersalahkan jika anaknya bermasalah. Dapat dibayangkan betapa beratnya beban yang ditanggung istri yang seperti itu. Maka untuk menjadi ayah terbaik pandangan itu harus dirubah. Tugas seorang ayah lebih dari sekedar kerja mencari nafkah untuk anak istri. Ayah adalah pemimpin keluarga, yang mesti mengayomi dengan segenap jiwa. Ayah adalah teman hati bunda, yang mesti mendengar dan mendukungnya dengan setia. Ayah adalah panutan ananda, yang mesti menjadi yang terbaik untuk masa depannya. Berat memang, tapi itulah tugas mulia sang ayah. Maka mengasuh dan memberikan ASI ananda adalah tanggung jawab bersama ayah dan bunda. Seribu hari terbaik ananda tidak mungkin dapat dijalani dengan baik tanpa dukungan dari ayah terbaik.

Itulah yang menjadi kesadaran kami berdua (penulis dan istri) setelah mempelajari pentingnya ASI dan seribu hari pertama kehidupan ananda. Sayangnya kami baru belajar setelah mengetahui kehamilan istri. Kehamilan itu sendiri juga lebih cepat dari yang direncanakan. Terus terang ketika mengetahui bahwa istri positif hamil, perasaan kami campur aduk, satu sisi bahagia, sisi lain ada ketakutan dan kekhawatiran, apa bisa membesarkan ananda dengan baik? Maklum saja, kami pasangan muda yang sama-sama bekerja, tidak ada pengalaman dan minim ilmu, perekonomian juga pas-pasan, tidak tinggal dengan orang tua tapi indekost di kamar 3x4 meter. Namun rasa takut itu harus kami enyahkan jauh-jauh. Takut itu wajar, khawatir itu boleh, tapi itu tidak bisa menjadi alasan untuk tidak belajar dan optimis terhadap masa depan. Kami pun bersyukur akan anugerah ini. Dari situlah semangat menjadi ayah bunda terbaik kami tanamkan. Berbagai ilmu terkait kehamilan, pengasuhan bayi, pemberian ASI, MP ASI, dll., kami pelajari, baik itu lewat media sosial, buku, dan seminar dengan para ahlinya.

Tapi praktik selalu tidak semudah teorinya. Mendampingi istri masa kehamilan gampang-gampang susah. Ada kala suasana hati istri tak menentu, sangat sensitif, dan pesimis. Sebagai suami harusnya selalu bisa bersabar dan meyakinkan istri. Kenyataannya tidak selalu seperti itu, pertengkaran kecil juga mewarnai. Namun itu tidak menghentikan semangat untuk memberikan yang terbaik bagi buah hati kami. Detik-detik menunggu kelahiran adalah waktu yang mendebarkan. Syukur alhamdulillah, baby princess kami lahir dengan selamat. Sayangnya IMD yang sedianya dilakukan sesaat setelah kelahiran gagal dilaksanakan, malah kecewa karena pihak rumah bersalin justru menyodorkan susu formula. Untunglah Bunda bertekad harus ASI. Ayahpun mendukung dan meyakinkannya pasti bisa. Sekalipun awalnya ASI tidak keluar tapi terus dicoba dan dicoba, akhirnya lama-lama keluar, dan lancar. Masa enam bulan ASI eksklusif adalah masa-masa awal yang menguras tenaga dan waktu. Kami memang memilih untuk tidak tinggal dengan orang tua, resikonya semua pekerjaan rumah kita tangani sendiri. Karena Bunda harus fokus memberi ASI maka hampir semua pekerjaan rumah tangga, mulai dari mencuci baju, membersihkan rumah, bahkan sampai memasak nasi, Ayah yang menangani. Ayahpun juga terlibat dalam memandikan baby, mengganti popoknya, dan menggendongnya dengan cinta. Sebagai Ayah dan Bunda yang sama-sama bekerja, maka saat ditinggal kerja, kami menitipkan baby princess ke daycare/tempat penitipan anak. Untuk itu Bunda, setiap hari harus memompa ASI-nya, dan menyimpannya, untuk dibawa ke daycare. Ayah yang membantu menyiapkan dan membersihkan segala peralatan yang dibutuhkan. Sehingga meskipun ditinggal bekerja, asupan ASI baby princess tetap terjaga dan berhasil enam bulan ASI eksklusif. Sebelum memasuki masa MP ASI, kami sudah belajar tahapan-tahapan dan berbagai resep MP ASI. Ayah juga tidak ketinggalan membuat berbagai MP ASI dengan resep yang sederhana tapi bergizi, dan membantu menyuapi baby princess.

Memang rumit dan melelahkan, tapi itulah suka dukanya seorang ayah pada 1000 hari pertama kehidupan ananda. Pengalaman kami tentu tidak sesempurna dalam teori, tapi semangat memberikan yang terbaik tidak membuat kami berhenti. Terus belajar menjadi Ayah terbaik, untuk masa depan Ananda dan Indonesia yang lebih baik.

Sumber: [1]“Ini Penyebab Stunting Pada Anak,” www.depkes.go.id/article/view18052800006/ini-penyebab-stunting-pada-anak.html, Diakses 4 Nopember 2018.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini