Pameran Foto Indonesian Beauty karya kolaborasi Martha Suherman, Rusdy Rukmarata, dan Didet Maulana.

Pameran Foto Indonesian Beauty karya kolaborasi Martha Suherman, Rusdy  Rukmarata, dan Didet Maulana.
info gambar utama

Pameran foto Indonesian Beauty dari tanggal 1- 18 November di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia Lt 8. Project ini merupakan kolaborasi yang mempertemukan tiga artis, yakni Martha Suherman selaku fotografer, Rusdy Rukmarata seorang koreografer, dan desainer Didiet Maulana serta puluhan penari dari EKI Dance company.

“Ini merupakan project sosial yang berusaha mengangkat keindahan Indonesia dari segi gerak dan kekayaan kain dalam sebuah media foto, yang dibuat dengan tehnik tertentu sehingga tampak bergerak atau Motion Fotografi, “ kata Martha Suherman.

Lebih jauh Martha juga menjelaskan, “Penari yang telah mengenakan kain dari desainer diberi cahaya, lalu bergerak sesuai arahan kooreografer. Tugas fotografi adalah merekam cahaya yag memantul dari semua proses itu, hngga bagai coretan dalam lukisan, “ tambahnya.

Pada sebuah karya menyerupai tari kecak asal Bali dibawakan secara kolosal, terasa magis dan hidup.

Rusdy Rukmarata selaku koreogafer menyikapi karya ini berbeda dengan kolaborasi bersama fotografi sebelumnya. “Ketika koreografer, penari bekerjasama dengan fotografer, biasanya kami diposisikan sebagai model yang pasif. Namun kali ini, desainer, koreografer dan fotografer adalah rekan kolaboratif yang sejak awal telah berdiskusi merencanakan, merancang dilapangan bahkan tercipta karya baru hasil kontribusi bersama ,“ ujar lulusan London contemporary dance school ini.

Hal serupa juga dirasakan Didiet Maulana yang untuk karya ini membonngkar puluhan koleksi kain asal seluruh Indonesia yang ia miliki. “Warna etnik dalam gerak tari yang disajikan bukan pakem, maka saya pun memaknai koreografi tersebut juga dengan beda. Misalnya untuk tari yang mungkin harusnya penari mengenakan batik, saya justru menggnakan kain dari sumatera, sumba hingga Indonesia timur, “ jelasnya.

Dalam karya ini kita memang pada akhirnya tidak lagi bisa menyebut sebagai karya fotografi atau koreografi atau desain semata. Atas kecintaan pada Indonesia, menanggalkan ego seniman untuk berkarya bersama. Juga etnisitas yang terlihat, tidak bisa disebut sebagai etnik Bali, Madura atau Papua. Tapi semua itu terangkum dalam satu kata : Keindahan Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini