Kalau Indonesia Murka, Australia Merana

Kalau Indonesia Murka, Australia Merana
info gambar utama

Rencana Australia untuk memindahkan kedutaan besarnya di Israel, dari Tel Aviv ke Jerusalem, menuai kecaman keras dari Indonesia. Dikarenakan Indonesia sangat pro Palestina, Australia terancam mendapat kerugian jika keukeuh melakukannya.

Langkah yang hendak ditempuh Australia ini mengikuti apa yang dilakukan Donald Trump. Presiden Amerika Serikat tersebut sudah memindahkan Kedubes AS di Israel, dari Tel Aviv ke Jerusalem. Namun berbeda dengan negara pimpinan Trump, Australia perlu lebih banyak pertimbangan untuk melakukannya.

Salah satunya adalah Indonesia. Mengapa? Karena jika Indonesia memutuskan untuk anti-Australia, maka Negeri Kanguru akan merugi cukup banyak. Sebanyak 50% barang impor Australia melewati perairan Indonesia, kemudian Indonesia bagi Australia adalah gerbang pertama pertahanan anti-teroris, dan garis terdepan dalam mencegah penyelundupan manusia.

“Jujur saja, Australia membutuhkan Indonesia, lebih banyak ketimbang Indonesia membutuhkan Australia. Kalau Indonesia marah dan hilang kepercayaan, Australia bisa merana,” ucap Evan Laksmana dari Pusat Studi Internasional di Jakarta, dikutip dari BBC.

Respon Indonesia terhadap kebijakan pemindahan Kedubes Australia di Israel memang menjadi perhatian Perdana Menteri Australia, Scott Morrison. Ada kemungkinan kebijakan tersebut dibatalkan, ketimbang merusak hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia yang sempat memburuk.

Kedua negara tetangga ini sempat bersitegang ketika Australia kedapatan menyadap percakapan telepon pejabat-pejabat negara Indonesia. Situasi kemudian memburuk saat Indonesia mengeksekusi mati dua warga negara Australia yang terbukti menyelundupkan narkoba di Indonesia.


Sumber: BBC, The Guardian

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini