Maskapai Merpati dahulu pernah menjadi salah satu pilihan masyarakat Indonesia jika mereka ingin bepergian menggunakan transportasi pesawat. Namun sayangnya, maskapai yang berdiri pada tahun 1962 tersebut harus berhenti beroperasional pada 2014 karena masalah keuangan yang bersumber dari berbagai hutang.
Sempat berhenti operasi, Merpati berencana untuk kembali mengudara pada 2019. Asep Ekanugraha, Presiden Direktur Merpati Nusantara Airline, menjelaskan bahwa Merpati optimistis dapat kembali terbang di tahun depan karena sudah mengantongi komitmen kucuran dana dari investor sebesar Rp 6,4 triliun.
Kucuran dana tersebut didapat oleh Merpati ini bertujuan untuk pendanaan agar merpati bisa melakukan restrukturisasi utang atau penataan ulang tata kelola keuangan ke depan. Dana tersebut didapat dari Intra Asia Corpora. Intra Asia adalah perusahaan yang terafiliasi dengan Asuransi Intra Asia dan PT Cipendawa yang sempat terdaftar di Bursa dengan kode emiten CPDX.
"Salah satu langkah kami untuk bisa membuat Merpati kembali terbang adalah dengan debt restrukturisasi. Langkah kami ini dikuatkan dengan mitra kami yang sudah sepakat akan mengucurkan dana untuk kembalinya Merpati beroperasional kembali. Kami sudah melakukan tandatangan," ujar Asep, yang dikutip dari Republika Online.
Rencana tersebut akan turun bertahap. Dana direncanakan keluar pascaputusan hukum yang saat ini tinggal menunggu putusan atas kondisi keuangan Merpati.
Dana tersebut juga bukan berupa fresh money seutuhnya. Tapi melalui jaminan dana ini maka Merpati setidaknya dapat kembali memiliki pesawat dan mulai mengurus izin rute terbang dan investasi operasional lainnya.
"Dana turun bertahap. Dua tahun jangka waktunya. Rp 6,4 triliunnya. Ini mereka minta segera untuk selesai ini. Pesawatnya juga datang bertahap," ujar Asep yang dikutip dari Republika Onliine.
--
Sumber : Republika Online, Wikipedia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
