Jalan-jalan ke Republik Korea dan tiba-tiba kangen Indonesia? Jangan khawatir, Kawan GNFI! Kalian bisa mengunjungi 8 rumah makan ini, karena menyajikan masakan khas Indonesia.
Popularitasnya juga cukup tinggi, terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang tiap hari. Apa saja nama rumah makan tersebut dan apa saja menunya? Yuk kita intip mereka...
Bali Lilin
Konon, untuk menikmati hidangan di Bali Lilin para pengunjung sampai rela masuk di daftar tunggu selama satu jam! Ini disebabkan karena banyaknya jumlah pengunjung, tak hanya dari Indonesia tapi juga penduduk Korea sendiri.
Menu andalan di restoran yang terletak di Seoul ini adalah seafood kari, nasi goreng, dan bakso. Interiornya menyerupai suasana Ubud, dan piringnya terbuat dari olahan kayu.
Warung Mbok Mumun
Kawasan Gimhae termasuk kawasan yang ramai pendatang dari Indonesia. Di situ pula terdapat Warung Mbok Mumun, dengan masakan dan cita rasa khas Tanah Air kita.
Untuk menu makanan ada bakso, nasi goreng, tongseng, dan gurame bakar. Kemudian untuk minumannya bisa kita jumpai dawet dan susu jahe hangat.
Bali Bistro
Tak hanya Bali Lilin, di Seoul kita juga bisa menjumpai Bali Bistro yang menjajakan hidangan khas Indonesia. Berlokasi di kawasan Sinchon, Nogosan-dong, Mapo-gu, Kawan GNFI bisa merasakan nikmatnya soto ayam, sate ayam, kwetiaw goreng, dan lain-lain.
Tak hanya masakan Indonesia, Kawan GNFI juga bisa mencicipi masakan Malaysia di Bali Bistro. Untuk menyantap hidangan di sini kalian bisa merogoh kocek sekitar 7-40 ribu won.
Warung Makan Borobudur
Baru tiba di Stadiun Gasan dan perut keroncongan? Cobalah berkunjung ke Borobudur! Eh… maksudnya bukan Candi Borobudur ya, tapi Warung Makan Borobudur. Letaknya hanya 100 meter dari pintu keluar Stasiun Gasan, tepatnya di lantai B1 gedung Fashion Land.
Di Warung Makan Borobudur ada beragam menu khas Indonesia seperti gado-gado, ayam goreng, dan sate ayam, sedangkan minumannya tersedia energen, es sirup, dan teh tarik. Untuk mencicipinya, Kawan GNFI bisa menyiapkan uang 7-13 ribu won.
Warung Barokah
Nama paling mainstream di dunia per-warung-an Indonesia. Dan sesuai dengan namanya, kelas Warung Barokah di Seoul sama dengan kerabat-kerabat Barokah lainnya di Indonesia.
Cukup murah harga makanan di Warung Barokah Seoul, sekitar 5-8 ribu won. Beragam makanan yang dijual di sini halal, dan banyak dikunjungi oleh warga Indonesia yang bersekolah maupun bekerja di Seoul. Mantap s(e)oul!
Warung Pojok
Nama mainstream lainnya di industri per-warung-an Indonesia. Warung Pojok yang jamak kita jumpai di sudut-sudut kota Indonesia, juga ada di kawasan Gimhae, Korea. Warung ini didirikan oleh seorang wanita Korea yang lama tinggal di Indonesia.
Mau makan pecel? Ada. Rindu aroma lele goreng? Bisa dipesan. Kangen kekhasan rasa sambal goreng telur? Tersedia. Tak heran, banyak pelajar, mahasiswa, maupun diaspora Indonesia yang menyempatkan waktunya berkunjung ke Warung Pojok.
Siti Sarah
Walau berjudul Melayu & Egyptian Food, tapi Siti Sarah juga menyediakan makanan Indonesia, kok! Contohnya, ada rawon, pecel lele, sop buntut, opor ayam, dan gulai kambing.
Ingin mencobanya? Kawan GNFI bisa menuju Stasiun Itaewon, dari pintu keluar 3 silakan menuju arah Masjid Central Seoul, dan di sebelah kiri dapat dijumpai rumah makan Siti Sarah.
Warung Batavia
Sesuai namanya, Warung Batavia sangat kental aroma Indonesia. Rumah makan ini bisa Kawan GNFI jumpai di kawasan Ansa, Republik Korea. Uniknya, selain menjajakan makanan, di dalam Warung Batavia juga ada minimarketnya, dengan harga yang dinilai lebih terjangkau.
Warung-warung lainnya…
Selain warung-warung di atas, ada beberapa rumah makan khas Indonesia lainnya yang “menjajah” Korea. Antara lain yakni Pondok Bali, Sederhana, Warung Indonesia Kartini, Warung Kita, dan lain-lainnya.
Sumber: Brilicious, Liputan6,
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News