Buku Karya Almarhum Sejarawan Indonesia Dirilis: "Menambah Literatur Mengenai Madiun"

Buku Karya Almarhum Sejarawan Indonesia Dirilis: "Menambah Literatur Mengenai Madiun"
info gambar utama

Buku karya almarhum sejarawan Indonesia Ong Hok Ham berjudul Madiun Dalam Kemelut Sejarah-Priayi dan Petani di Keresidenan Madiun Abad XIX dirilis pada tanggal 21 November di Hotel Matahari di Kota Madiun, Jawa Timur.

Buku ini diluncurkan pada seminar yang dihadiri oleh sejarawan Inggris Peter Carey, sejarawan Australia David Reeve, dan dosen Gadjah Mada University (UGM) Yogyakarta Uji Nugroho.

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Pak Uji Nugroho (kanan), duduk bersama sejarawan Inggris Peter Carey (kiri), moderator Iskandar P. Nugroho (kiri kedua) dan sejarawan Australia David Reeve, berbicara pada peluncuran buku sejarawan sejarawan Ong Hok Ham. (JP / Nedi Putra AW)
info gambar

Madiun Dalam Kemelut Sejarah mengeksplorasi peran penguasa kolonial Belanda selama gerakan sosial dan keagamaan kerajaan Mataram pada akhir abad ke-16 dan bercerita secara mendalam tentang Bupati Madiun Raden Ronggo Prawirodirjo III, yang dikenal sebagai "Banteng Terakhir Kesultanan Yogya".

Uji mengatakan buku ini, meskipun sebagian besar dalam bentuk disertasi, merupakan bagian penting dari dua buku yang ditulis oleh tim UGM tentang Madiun. Dia juga mengatakan dia menganggap buku itu sebagai bahan pelengkap yang menarik untuk pelajaran sejarah di sekolah.

"Para guru akan dapat menjadikannya bahan bacaan untuk sejarah lokal Madiun," katanya.

Carey, yang menulis buku-buku tentang Pangeran Diponegoro dan Perang Jawa, percaya bahwa buku Ong Hok Ham mengisi kekosongan referensi sejarah Madiun. "Ini adalah tonggak sejarah," katanya.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Madiun Agus Purwowidagdo mengatakan buku itu sesuai dengan branding kota Madiun sebagai "Kota Karismatik Madiun".

"Kami membeli 1.000 eksemplar buku ini untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat Madiun," katanya.


Sumber:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini