Tularkan Hobby dan Passion Fotografi melalui Komunitas #30harimotret

Tularkan Hobby dan Passion Fotografi melalui Komunitas #30harimotret
info gambar utama

Kamu suka dengan dunia fotografi? Namun kamu terbatas pada alat atau kameranya? Biasanya, ketika kita tidak mempunyai kamera D-SLR akan sedikit merasa malu atau minder dikarenakan hasilnya mesti kalah bagus dengan kamera mahal. Padahal, hanya bermodalkan HP saja itu bisa mendapatkan hasil foto yang bagus. Namun karena ketidakpercayadiri seseorang akhirnya memupuk dalam-dalam hobby fotografinya hanya dikarenakan satu hal, yakni tidak mempunyai kamera D-SLR.

Hal inilah yang dirasakan oleh Nurul Faizah AL Khoiriyah selaku founder dari komunitas #30harimotret. Bermula dari sifat keraguan dan mindernya membuat ia ragu untuk menularkan hobby yang sudah dinantikan olehnya. “Nunggu ada SLR baru belajar fotografi” papar ais, sapaan akrabnya. Lalu kemudian dia berfikir, jika menunggu SLR maka dia tidak akan memulai fotografi padahal sebenernya dia ingin belajar fotografi.

Sampai ais mencoba untuk mengikuti training camp selama tiga hari di Jogjakarta untuk mencari hobby dan passion apa yang ingin dikembangkan olehnya. Selesai camp, juga tidak mendapatkan hasil hobby dan passion apa yang ingin dikembangkan olehnya? Jika hobby fotografi, kameranya hanya terbatas menggunakan kamera handphone. Sepulang dari camp, ais berdiskusi dengan temannya yang mengangkat tema yang sama tentang hobby dan passion.

Berdiskusi dengan temannya terkait hobby dan passion, membuat ais berfikir sejenak. Karena dalam diskusi tersebut menjawab sanggahan-sanggahan keraguan yang ada dalam pikiran ais. Awalnya yang diceritakan adalah mempunyai hobby foto tapi hanya mempunyai kamera handphone saja. Temannya mengatakan bahwa banyak hasil foto dari handphone yang bagus jadi bukan berarti alasan untuk menunda hobby di bidang di fotografi. Temannya menunjukkan beberapa foto yang diambil dari handphone, ada foto yang di edit dan ada juga foto yang tanpa edit.

Hasil diskusi hanya selama tiga jam dan diskusi tersebut menurut ais dilakukan saat perjalanan dari malang ke surabaya dengan menggunakan motor. “diskusi tiga jam di atas motor, eh kok jadi gerakan #30harimotret” lanjut ais menjelaskan sambil tertawa. Mulailah untuk mengawali postingan di akun instagram @30harimotret. Baginya, ini hanya sebuah gerakan dimana mengajak orang-orang untuk mengangkat hobby fotografi yang terbatas oleh kamera handphone. Sesekali dilakukan diskusi tentang angle foto, aplikasi editing di handphone, terkait colouringhingga foto tunggal maupun foto story.

Pada gerakan #30harimotret yang sudah dilakukan adalah memosting foto di instagram selama 30 hari tiada henti dimana setiap harinya memosting 1 foto. Dalam 30 hari dibagi menjadi 3 tema yang berbeda-beda yang dijalankan selama 10 hari untuk masing-masing tema. Tema yang dipilih adalah benda mati/gedung, black and white dan humaniora / human interest. Pemilihan tema ini ternyata akan mengarahkan para peserta untuk menemukan passionnya di bidang fotografi. “oh, ternyata aku suka motret gedung” papar ais mendengar curhatan peserta.

Memang rutinitas itu agak menyusahkan tapi untuk menjalankan hobby biasanya tidak merasa berat justru akan dengan senang hati untuk memotret apapun yang ia lihat. Menjadi seorang fotografer akan melatih kepekaan sosial dan kondisi lingkungan karena seorang fotografer menjadikan matanya sebagai lensa kamera.

Ais berharap dengan adanya #30harimotret bisa semakin banyak bermunculan para fotografer yang menggunakan handphone sehingga tidak ada lagi alasan keraguan untuk menularkan hobby hanya bermodalkan HP. “Semoga bermunculan fotografer yang berbasis HP”, tutup ais. (cm)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini