Tepat pada hari ini di tahun 1963, sebuah lembaga di bidang kedirgantaraan dibentuk di Indonesia. Dengan nama lengkap Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), beragam teknologi antariksa diciptakan dan salah satu yang paling menonjol adalah satelit.
Ada lima satelit yang diciptakan LAPAN sejauh ini. Koleksi tersebut melengkapi hasil karya LAPAN lainnya, seperti roket dan peluncur satelit. Di ulang tahunnya kali ini, yuk kita melihat kembai satelit-satelit apa saja yang pernah diorbitkan LAPAN!
Palapa A1 dan A2
Program awal LAPAN adalah membuat satelit Palapa A1 dan A2. Palapa A1 menjadi yang lebih dulu diluncurkan pada 7 Agustus 1976, disusul Palapa A2 yang mengudara pada 3 Oktober 1977. Dengan adanya satelit Palapa generasi A, maka kekuatan sinyal di Indonesia bisa menjangkau seluruh wilayah kepulauan, sampai negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
(Indonesian Nano Satelite) INASAT-1
Setelah Palapa A1 dan A2 diluncurkan, LAPAN kemudian berniat meluncurkan satelit buatan dalam negeri, karena proyek Palapa dilakukan di Amerika Serikat (AS). Impian tersebut kemudian direalisasikan pada tahun 2000 dengan nama INASAT-1, yang berfungsi melakukan penginderaan untuk memantau perubahan cuaca. INASAT-1 kemudian diluncurkan pada 2006.
LAPAN A-1
Setelah membuat INASAT-1 di dalam negeri, pembuatan satelit selanjutnya yakni LAPAN A-1 kembali di bawa ke luar negeri. Bertempat di Jerman dan bekerja sama dengan Universitas Teknik Berlin, satelit LAPAN A-1 ditujukan untuk membuat pengamatan citra bumi dari ketinggian (video suverillance).
LAPAN A-2
Di pembuatan LAPAN A-2 proyek kembali dibawa ke Indonesia. Berlokasi di Pusat Teknologi Satelit, Rancabungur, Bogor, LAPAN A-2 dibuat untuk menjadi satelit penghantar radio. Menggandeng Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), LAPAN A-2 juga dikenal dengan sebutan LAPAN-ORARI.
LAPAN A-3
Satelit terbaru dari LAPAN. Dibuat dengan bantuan Institut Pertanian Bogor (IPB), satelit LAPAN A-3 juga dikenal dengan nama LAPAN-IPB. LAPAN A-3 yang diluncurkan pada Juni 2016 lalu dapat melakukan identifikasi lalu lintas peraritan, memotret citra permukaan bumi dengan resolusi tinggi plus kecepatan pengiriman data mencapai 105 Mbps.
Sumber: lapan.go.id
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
