Biodiesel Indonesia Lampaui Teknologi Jepang

Biodiesel Indonesia Lampaui Teknologi Jepang
info gambar utama

Kandungan 20% kelapa sawit di biodiesel B20 membuat Indonesia selangkah lebih maju dibandingkan Jepang, dalam bidang tersebut. Sebab, ketika Jepang masih belum menemukan formula yang tepat untuk meraciknya, Indonesia justru sudah melakukan uji coba di kendaraan bermotor.

Uji biodiesel B20 sempat dilakukan Isuzu pada Rabu (28/11) lalu. Isuzu Indonesia mulai melakukan uji B20 sejak 2016, tepatnya pada bulan Maret dan Mei. Sampel yang diambil adalah bahan bakar B20 di sejumlah SPBU Jakarta, Bekasi, Bandung, Cirebon, dan Indramayu.

Hasilnya, dinyatakan bahwa tidak ada masalah signifikan yang didapat dari B20 pada mesin diesel Isuzu. Kekurangannya hanya sedikit, yakni performa kendaraan yang menurun 2 sampai 2,5%, dan penggantian komponen bahan bakar yang akan lebih cepat, karena membuat kerja saringan bahan bakar menjadi lebih berat.

Namun demikian inovasi ini sudah berhasil mengungguli racikan biodiesel negara lain, salah satunya Jepang. Hal itu diungkapkan Cahyo Setyo Wibowo dari LEMIGAS, ketika tes B20 dilakukan di Jepang.

“Iya, sewaktu saya ke Jepang, produsen sana juga sempat kaget bahwa ada biodiesel B20, dan sempat pesimistis juga. Setelah mereka lakukan tes, pada akhirnya diterima dan dinyatakan aman,” tuturnya, dikutip dari Tribunnews.

Nada pesimis yang dimaksud adalah keraguan Jepang, karena sebelum ditemukan B20 komposisi campuran nabati di bahan bakar diesel baru sampai B7 saja, atau baru 7% memakai kelapa sawit. Beberapa tahun kemudian barulah diformulasilkan B10 pada pada 2013, yang diikuti B15.

Dengan ditemukannya formula tepat pembuatan B20, maka Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang menggunakan B20 secara luas. Saat ini B20 sudah dipakai di kendaraan komersil dan sedang diuji coba di kereta api.

Sementara itu pemerintah Indonesia memprediksi penggunaan B20 pada tahun 2019 akan mencapai 6,2 juta kiloliter (KL). Itu belum termasuk potensi penggunaan di PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang diprediksi membutuhkan sekitar 700 KL.


Sumber: CNN Indonesia, Kompas, Tribunnews

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini