Laris Manis Produk Pertanian Indonesia di Dunia

Laris Manis Produk Pertanian Indonesia di Dunia
info gambar utama

Sektor pertanian masih menjadi tumpuan Indonesia dalam menghimpun devisa negara. Salah satu yang paling diandalkan adalah ekspor produk hortikultura tropis, yang permintaannya terus meningkat di pasar dunia.

Beragam contoh dari produk hortikultura tropis antara lain buah manggis, durian, pisang, tanaman obat, benih tanaman, dan tanaman hias. Ekspor produk-produk tersebut terus digenjot pemerintah, dengan menaikkan kuantitas sembari menjaga kualitas, dan memangkas sistem perizinan ekspor sesingkat mungkin.

“Sesuai arahan bapak Presiden dan Menteri Pertanian, ekspor produk hortikultura tropis terus kami genjot volumenya. Sistem perizinan ekspor kami pangkas sesimpel dan secepat mungkin. Kementan siap memfasilitasi pelaku usaha yang punya orientasi ekspor,” ucap Direktur Jenderal Hortikultura, Suwandi, dikutip dari Tribun Timur.

“Selain mendatangkan devisa, ekspor hortikultura membawa banyak multiplier effect lainnya seperti peningkatan produksi, mutu, stabilitas harga dalam negeri hingga menyejahterakan petani,” imbuhnya.

Tak hanya menjelaskan rencana peningkatan ekspor, Suwandi juga menerangkan statistik kenaikan ekspor produk-produk pertanian Indonesia.

Secara kumulatif, ekspor produk hortikultura di tahun 2017 meningkat 80,5% dibandingkan tahun 2013. Di periode itu pula, ekspor buah-buahan tropis naik setinggi 140%, dengan lonjakan tertinggi dicatat oleh buah manggis. Ekspornya naik dari 7.648 ton di tahun 2013, menjadi 38.600 ton di tahun 2017. Bahkan di tahun 2018, ekspor manggis diprediksi bisa mencapai 60 ribu ton.

Kemudian untuk produk benih sayuran, komoditas yang paling banyak diekspor adalah benih pare, cabai, paprika, timun, gambas, melon, waluh, jagung manis, pare welut, semangka terong, tomat, jagung pulut, kacang panjang, bayam, okra, dan buncis.

Di samping mencatatkan peningkatan ekspor, produk pertanian Indonesia juga sukses besar dalam menekan angka impor. Itu dilakukan oleh bawang merah dan cabai segar. Di tahun 2014 Indonesia masih mengimpor 74.903 ton, lalu turun drastis ke angka 17.429 ton pada tahun 2015, dan mencatatkan nol persen impor setahun berikutnya. Lalu di tahun 2018, justru dibalik menjadi peningkatan ekspor sebesar 15.000 ton.

Tingginya ekspor produk pertanian juga berdampak positif pada naiknya Produk Domestik Bruto (PDB). Di tahun 2017 Indonesia menorehkan nilai PDB 196 triliun, meningkat 43% dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 137,3 triliun.


Sumber: Tribun Timur

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini