Tabu.Id: Mengupas Hal yang Dianggap Tabu dengan Bijaksana    

Tabu.Id: Mengupas Hal yang Dianggap Tabu dengan Bijaksana      
info gambar utama

Meski zaman semakin modern dan terbuka, ternyata masih banyak hal-hal yang dianggap tabu bagi masyarakat hampir di seluruh dunia. Dilansir dari laman thestreet.com (2017), ada lima topik yang masih tabu untuk diperbincangkan salah satunya yaitu seks, mencakup kesehatan seksual dan reproduksi. Lantas bagaimana dengan kondisi di Indonesia? Survei yang telah dilaksanakan oleh Johns Hopkins Centre for Communication Program Indonesia pada tahun 2017 menyebut bahwa remaja yang mengerti tentang program kesehatan reproduksi hanya berkisar 10 persen. Sedangkan remaja yang datang untuk mengakses informasi ke Pusat Kesehatan Masyarakat Remaja dan lembaga lainnya hanya lima persen.

Tapi siapa sangka sekumpulan anak muda di Jakarta berinisiatif membangun sebuah ruang belajar tentang kesehatan seksual dan reproduksi yang berbasis media sosial bernama Tabu.Id. Berdiri pada Februari 2018, Tabu.Id secara intensif memberikan informasi tentang kesehatan seksual dan reproduksi dengan cara yang segar dan kekinian. Salah satu co-founder Tabu.Id, Alvin Theodorus (22 tahun) melihat fenomena anak muda bahkan orang tua saat ini lebih cenderung lebih senang browsing internet untuk mengetahui suatu informasi, padahal informasi yang tersedia tersebut barangkali belum valid. Hal itulah yang menjadi salah satu alasan Alvin bersama tiga co-founder yang lain untuk mampu menyajikan informasi kesehatan seksual dan reproduksi yang accessible, valid dan kredibel dengan mengoptimalkan fasilitas media sosial.

Saat ini Tabu.Id menggunakan instagram, facebook, dan YouTube sebagai media transfer pengetahuan dan informasi. Meski usianya belum genap setahun, Tabu.Id telah memiliki engagement yang bagus diantaranya memiliki pengikut instagram sebanyak lebih dari 23.000 serta secara intensif menerima direct message dari banyak pengguna instagram. Bahkan tidak sedikit mereka yang aktif mengikuti update Tabu.Id adalah kalangan orang tua.

“Banyaknya pesan yang masuk di akun Tabu.Id khususnya instagram bagi kami merupakan respon yang positif dari khalayak. Beberapa ada yang memberikan komentar secara personal dari setiap informasi yang kami bagi, beberapa ada yang berbagi pengalaman, bahkan ada yang meminta saran atas kesulitan atau kasus seperti kekerasan seksual yang mereka alami.” ungkap Alvin dalam wawancara via telepon. Lebih lanjut, Alvin menuturkan bahwa Tabu.Id masih belum sampai tahap memberikan konseling sehingga khalayak yang meminta saran bahkan perlindungan atas suatu kasus telah direkomendasikan untuk berbicara dengan yang lebih ahli.

Beberapa bahasan yang telah disampaikan oleh Tabu.Id di instagram antara lain pubertas, kehamilan remaja, pornografi, infeksi menular seksual, pelecehan seksual, abusive relationship, dan masih banyak lagi. Tabu.Id memiliki tim tersendiri untuk mengkaji setiap topik bahasan hingga menyajikannya menjadi konten visual yang informatif dan mudah dipahami. Tim tersebut memformulasikan konten dari berbagai sumber yang kredibel seperti buku teks, trusted website, dan jurnal ilmiah.

Memiliki tagline #TidakLagiTabu, Tabu.Id juga secara kontinu diundang menjadi narasumber pada acara tatap muka yang diadakan oleh berbagai instansi serta mengadakan kolaborasi kegiatan bersama komunitas, sekolah, dan kampus. Baru-baru ini Tabu.Id juga terlibat dalam penyusunan modul pendidikan seksual yang tengah disiapkan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk tahun 2019. Hebatnya lagi Tabu.Id juga beberapa kali mendulang prestasi di kancah internasional antara lain menjadi satu-satunya finalis dan presenter dari Asia Tenggara pada kompetisi skala dunia, AmplifyChange@ICFP, di acara International Conference on Family Planning di Rwanda tahun 2018; finalis dan presenter COLLAB4HEALTH Asia Pacific tahun 2017; serta finalis dan presenter di kompetisi United Nations Youth Empowerment tahun 2017.

Kabar baiknya kini Tabu.Id tengah memperluas ruang berbagi tidak hanya melalui instagram tapi juga official website dan media sosial lainnya. Nah hal ini secara khusus juga semakin membantu para orang tua dalam memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi kepada anak-anak, ya! Tabu.Id, secara tidak langsung, juga membantu masyarakat luas untuk mencapai tiga aspek dalam “Sustainable Development Goals” yakni Kehidupan Sehat dan Sejahtera, Pendidikan yang Berkualitas, dan Kesetaraan Gender.

Sumber:

Wawancara dengan Alvin Theodorus pada Kamis, 13 Desember 2018.

https://www.thestreet.com/story/13683172/1/5-taboo-topics-that-the-worlds-wealthy-wont-discuss.html diakses pada 16 Desember 2018

Tempo news, Januari 2017.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini