Indonesia dan Peluang Jadi Raja Ekonomi Digital Asia Tenggara 2025

Indonesia dan Peluang Jadi Raja Ekonomi Digital Asia Tenggara 2025
info gambar utama

Bidang ekonomi digital di Indonesia terus berkembang pesat. Sebuah penelitian menunjukkan, selama tahun 2018 terdapat total USD 27 miliar transaksi ekonomi digital di Indonesia, dan angka tersebut bisa naik tiga kali lipat hingga menembus USD 100 miliar tujuh tahun mendatang.

Ramalan tersebut diungkapkan oleh e-Conomy Southeast Asia, yang mendapat bantuan dari Google serta Temasek (perusahaan raksasa di Singapura). Menurut mereka, ada empat faktor kunci perkembangan ekonomi digital di Indonesia, yakni e-commerce, jasa pemesanan tiket online, transportasi daring, dan media daring.

Dari keempat faktor kunci tersebut, e-commerce menyumbang kontribusi terbesar sekitar 53%, disusul pemesanan tiket online (25%), ojek dan taksi online (14%), dan media online (8%).

“Kami melihat sektor-sektor itu berkembang sangat pesat, dan ke depannya akan terus bertumbuh,” ucap Randy Jusuf, managing director Google Indonesia, dikutip dari The Jakarta Post.

Bahkan menurut Head of Strategy and Insight Google, Samuele Saini, peningkatan transaksi ekonomi digital di Indonesia bisa lebih dari itu, karena belum mencantumkan penghitungan di bidang keuangan, kesehatan, dan pendidikan.

Perkembangan ekonomi digital memang sangat menggiurkan. Tak hanya memberi keuntungan bagi para pemilik usaha, tapi juga membuka beragam lapangan kerja baru untuk masyrarakat.

Menurut laporan dari Google di thinkwithgoogle.com, ekonomi digital membuka lebih banyak kesempatan kerja di suatu negara, dengan rata-rata penambahan 10% pegawai tiap tahunnya di perusahaan tersebut. Kemudian McKinsey memperkirakan akan ada 3,7 juta lapangan kerja baru di Indonesia pada tahun 2025 berkat ekonomi digital.

Sebagai contoh, Grab dan Go-Jek sebagai moda transportasi daring terdepan di Indonesia saat ini, memiliki 4 juta mitra pengemudi yang tersebar di seantero negeri. Jumlah tersebut bisa meningkat sampai 12 juta mitra pengemudi di tahun 2025.

Namun demikian, peluang peningkatan transaksi ekonomi digital ini juga harus dibarengi perkembangan teknologi penunjangnya. Misalnya dengan mempercepat koneksi internet, meningkatkan kepercayaan konsumen, memperbanyak variasi metode pembayaran, dan meningkatkan kualitas digital talent.


Sumber: The Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini