Persiapkan Diri, di 19 Titik Lokasi Rawan Tsunami!

Persiapkan Diri, di 19 Titik Lokasi Rawan Tsunami!
info gambar utama

Belakangan ini cukup banyak bencana alam yang menimpa Bumi Pertiwi kita. Ini dikarenakan Indonesia yang berada di wilayah pertemuan empat lempeng tektonik dunia yakni lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik. Selain itu, Indonesia juga memiliki “Ring of Fire” sehingga dari kondisi tersebut, Indonesia sangat rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.

Seperti yang baru saja terjadi yakni tsunami di Selat Sunda contohnya. Tsunami tersebut terjadi di pesisir Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018).

Tsunami ini diduga terjadi disebabkan erupsi Gunung Anak Krakatau. Menurut lansiran Tempo.com, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, tidak ada aktivitas gempa tektonik yang terpantau saat itu. Dari kejadian ini, kerugian dialami oleh banyak pihak seperti wisatawan dan penduduk sekitar.

Meskipun kita memang tidak pernah tahu kapan akan terjadi bencana alam di sekitar kita, setidaknya kita perlu mempunyai pengetahuan tentang mitigasi bencana alam. Menurut Pasal 1 ayat 6 PP No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Jika pengetahuan masyarakat tentang mitigasi bencana sudah cukup, maka nantinya jika suatu saat terjadi bencana, masyarakat dapat menyelamatkan orang lain, atau setidaknya diri sendiri. Dampak luasnya adalah kerugian yang ditimbulkan pun dapat diminimalisir.

Salah satu cara mitigasi bencana alam yang dapat kita lakukan adalah mengetahui tanda-tanda awal terjadinya bencana alam dan mengetahui lokasi rawan bencana alam. Salah satu langkahnya adalah dengan mengetahui peta sebaran lokasi mana saja yang merupakan lokasi rawan bencana alam.

Jadi, ketika kita akan pergi ke suatu tempat atau sedang berada di sana, kita bisa mempersiapkan diri lebih awal atau mengantisipasi jika terjadi bencana alam. Hal ini dilakukan agar dapat meminimalisir korban jiwa dan kerugian material lainnya.

Berikut

Belakangan ini cukup banyak bencana alam yang menimpa Bumi Pertiwi kita. Ini dikarenakan Indonesia yang berada di wilayah pertemuan empat lempeng tektonik dunia yakni lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia, dan Samudera Pasifik. Selain itu, Indonesia juga memiliki “Ring of Fire” sehingga dari kondisi tersebut, Indonesia sangat rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir, dan tanah longsor.

Seperti yang baru saja terjadi yakni tsunami di Selat Sunda contohnya. Tsunami tersebut terjadi di pesisir Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018).

Tsunami ini diduga terjadi disebabkan erupsi Gunung Anak Krakatau. Menurut lansiran Tempo.com, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, tidak ada aktivitas gempa tektonik yang terpantau saat itu. Dari kejadian ini, kerugian dialami oleh banyak pihak seperti wisatawan dan penduduk sekitar.

Meskipun kita memang tidak pernah tahu kapan akan terjadi bencana alam di sekitar kita, setidaknya kita perlu mempunyai pengetahuan tentang mitigasi bencana alam. Menurut Pasal 1 ayat 6 PP No. 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Jika pengetahuan masyarakat tentang mitigasi bencana sudah cukup, maka nantinya jika suatu saat terjadi bencana, masyarakat dapat menyelamatkan orang lain, atau setidaknya diri sendiri. Dampak luasnya adalah kerugian yang ditimbulkan pun dapat diminimalisir.

Salah satu cara mitigasi bencana alam yang dapat kita lakukan adalah mengetahui tanda-tanda awal terjadinya bencana alam dan mengetahui lokasi rawan bencana alam. Salah satu langkahnya adalah dengan mengetahui peta sebaran lokasi mana saja yang merupakan lokasi rawan bencana alam.

Jadi, ketika kita akan pergi ke suatu tempat atau sedang berada di sana, kita bisa mempersiapkan diri lebih awal atau mengantisipasi jika terjadi bencana alam. Hal ini dilakukan agar dapat meminimalisir korban jiwa dan kerugian material lainnya.

Berikut ini adalah lokasi-lokasi rawan bencana tsunami di Indonesia, menurut data dari Kementerian ESDM.

  1. Aceh (Pulau Simeulue, Pantai Barat Aceh [Lhok Nga, Calang, Meulaboh], Lhokseumawe)
  2. Sumatera Utara (Pulau Nias, Pantai Barat Sumatera Utara [Singkil, Sibolga])
  3. Sumatera Barat (Kepulauan Mentawai, Pantai Barat Sumatera Barat [termasuk Siri Sori])
  4. Bengkulu (Pulau Enggano, Pantai Barat Bengkulu [termasuk Kota Bengkulu dan Manna])
  5. Lampung dan Banten (Pantai Selatan Lampung, Pantai Barat Banten)
  6. Jawa Barat Tengah Bagian Selatan (Pantai Selatan Jawa Barat - Tengah)
  7. Jawa Timur Bagian Selatan (Pantai Selatan Jawa Timur)
  8. Bali (Pantai Selatan Bali)
  9. Nusa Tenggara Barat (Pantai Selatan Lombok, Sumbawa, dan Pantai utara Bima)
  10. Nusa Tenggara Timur (Pantai Utara Flores, Pulau Babi, Pantai Utara Pulau Timor [Atapupu], dan Pantai Selatan Sumba)
  11. Sulawesi Utara (Manado, Bitung, Sangihe, dan Talaud)
  12. Sulawesi Tengah-Palu (Pulau Peleng, Banggai Kepulauan, Luwuk, Palu, Teluk Tomini, Tambu, Mupaga, Toli-toli, Donggala, dan Tojo)
  13. Sulawesi Selatan (Bulukumba, Tinambung, dan Majene)
  14. Sulawesi Tenggara (Pantai Kendari)
  15. Maluku Utara (Sanana, Ternate, Tidore, Halmahera, dan Pulau Obi)
  16. Maluku Selatan (Bandanaira, Pulau Seram, Pulau Buru, Pantai Talaga, Pulau Banda, Pulau Kai, Pulau Tual)
  17. Papua Utara (Yapen, Biak, Supiori, Oranbari, dan Ransiki)
  18. Kalimantan Selatan bagian Timur (Langadai dan Loeri)
  19. Sangata (daerah Sekuran)

Sumber: liputan6.com, tempo.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini