Obat HIV/AIDS akan Tersedia Lagi di Indonesia

Obat HIV/AIDS akan Tersedia Lagi di Indonesia
info gambar utama

Obat untuk ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) di Indonesia yang berupa antiretroviral (ARV) akan segera tersedia lagi di Tanah Air. Hal ini ditegaskan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Minggu (13/1) lalu.

Jelang akhir tahun 2018, sebanyak 29 rumah sakit dan pusat kesehatan di Indonesia kehabisan stok obat tipe ARV, yang dikenal dengan kombinasi dosis tetap dari Tenofovir, Lamivudin, dan Efavirens atau yang disingkat jadi TLE. Mengonsumsi obat ARV ini lebih simpel karena tiga obat dijadikan satu, ketimbang TLE yang dikonsumsi terpisah.

Menipisnya stok obat ARV dikarenakan pemerintah melalui Kemenkes gagal melakukan tender pengadaan dengan dua perusahaan farmasi, Kimia Farma dan Indofarma pada akhir tahun 2018.

Dilansir dari CNN Indonesia, Kimia Farma mematok harga jual ARV TLE senilai Rp 404 ribu per botolnya, sedangkan Indofarma memberi banderol harga sebesar Rp 385 ribu per botol. Ini jauh melebihi harga sebenarnya yang dijual Rp 105 ribu di India, dan kalaupun ditambahkan biaya-biaya seperti asuransi, bunga bank, gudang, Ppn, dan lain-lain hanya akan membengkak sampai Rp 175 ribu per botolnya.

Menipisnya stok obat ARV tak pelak membuat para ODHA cemas akan keberlangsungan hidupnya, karena mereka sangat tergantung pada obat ini. Dengan stok yang hanya bertahan sampai Maret atau April 2019, selain dapat mengancam nyawa 300 ribu ODHA di Indonesia, ketiadaan ARV juga dapat meningkatkan risiko penularan.

Untungnya, di awal tahun ini ada secercah harapan bagi masyarakat Indonesia, khususnya pasien ODHA. Kemenkes sukses mengimpor beberapa TLE melalui The Global Fund, sebuah organisasi keuangan yang memerangi AIDS, tuberkulosis, dan malaria.

Ini membuat Indonesia memiliki stok obat ARV yang cukup sampai Mei 2019, dan pemerintah akan segera memulai tender lagi bulan depan. Kalaupun tender gagal lagi, Kemenkes telah mengantisipasi dengan mengamankan tambahan 560 ribu botol pil LTE dari dana yang ada.

“Tender akan mulai bulan depan, jadi hal itu tidak akan mempengaruhi stok kita” kata Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan, Engko Sosialine Magdalene, dikutip dari VoA Indonesia.


Sumber: CNN Indonesia, VoA Indonesia, Channel NewsAsia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini