Nostalgia Tembang Kenangan di Era Milenial

Nostalgia Tembang Kenangan di Era Milenial
info gambar utama

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya.”

Kalimat tersebut merupakan kalimat dari Presiden pertama Republik Indonesia, Presiden Soekarno pada saat memberikan pidato Hari Pahlawan 10 November 1961.

Pada konteks saat itu, pahlawan mengarah pada mereka yang telah gugur mendahului kita dalam merebut kemerdekaan bangsa.

Konteks masa kini, pahlawan dapat diartikan kepada siapa saja yang berjasa kepada diri kita. Bisa jadi orang tua, guru, keluarga, teman, siapapun. Berkat jasa atau bantuan dari orang-orang tersebut pastinya mereka akan tersimpan dalam hati secara lekat.

Koes Plus | Sumber: Merah Putih
info gambar

Dalam konteks musik pop Indonesia, banyak pula musisi dan tokoh penting yang bisa kita kategorikan sebagai pahlawan yang menorehkan sejarah. Sebut saja Koes Plus, Titiek Puspa, Mus Mualim, Bing Slamet, Lili Soerjani, dan banyak lagi.

Generasi sekarang yang disebut generasi milenial mungkin tidak mengenali nama-nama yang disebutkan di atas karena memang masanya yang sudah berkembang.

Tapi saat saya kecil, sekitar 16 tahun yang lalu, saya familiar dengan nama Chrisye berkat sebuah sinetron berjudul Kisah Kasih di Sekolah, sebuah judul yang sama dengan lagu yang mengiringinya. Lagu tersebut dinyanyikan oleh Chrisye.

Sejak saat itu, saya sering mendengarkan lagu-lagu milik Chrisye.

Yockie Suryoprayogo | Sumber: Breakingnews.co.id
info gambar

Dibandingkan dengan Koes Plus, Bing Slamet, Titiek Puspa yang lagu-lagunya lebih dulu dikenal, Chrisye merupakan nama baru yang muncul di paruh kedua tahun 1970-an. Bersamaan dengan nama-nama lain seperti Guruh Soekarno Putra, Erros Djarot, Yockie Suryoprayogo, Keenan Nasution, Fariz RM, dan beberapa nama lainnya.

Dari generasi ini lahir album musik legendaris seperti Guruh Gipsy milik Guruh Soekarno Putra, Badai Pasti Berlalu milik Eros Djarot, Di Batas Angan-Angan milik Keenan, dan Sabda Alam milik Chrisye.

Untuk mengobati kerinduan pada pahlawan musik pop Indonesia yang menjadi legenda pada masanya tersebut, banyak musisi generasi muda yang membuat remake dari lagu-lagu yang booming pada masanya tersebut.

Tak hanya itu, beberapa konser yang bertajuk tribute to yang dikhususkan untuk para pemusik legendaris ini pun turut digelar untuk mengobati kerinduan tersebut.

Sumber: Istimewa
info gambar

Salah satunya yang akan digelar dalam waktu dekat ialah konser penghormatan untuk nama dan karya besar Erros, Chrisye, dan Yockie yang dibalut dalam sebuah konser bertajuk “Erros Chrisye Yockie: Tembang Persada Sang Tritunggal.

Konser ini akan berlangsung di Surabaya, tepatnya di Ballroom Grand City Mall & Convex pada tanggal 14 Februari 2019 ini.

Tentu saja sederet musisi tanah air seperti Harvey Malaihollo, Marcell Siahaan, Bonita Adi, Trisoul, hingga Wizzy akan meramaikan konser ini dengan dipimpin oleh Krisna Prameswara selaku Music Director.

Marcell Siahaan | Sumber: Istimewa
info gambar

Tak hanya bertujuan mengobati kerinduan, konser ini juga membawa pesan untuk mengedepankan dan mengkomunikasikan peran dari Erros, Chrisye, dan Yockie sendiri dalam pengabdian dan karya ciptanya dalam sejarah musik pop di Indonesia kepada generasi milenial serta melestarikan dan mengapresiasi karya serta kiprah ketiga musisi legendaris tersebut.

Jangan sampai kelewatan teman-teman!

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini