Uni Eropa Beri Penghargaan Prestisius ke Lima Wartawan Indonesia

Uni Eropa Beri Penghargaan Prestisius ke Lima Wartawan Indonesia
info gambar utama
  • Penghargaan ini diberikan bertepatan pada Hari Pers Nasional, 9 Februari lalu.
  • Kelima pemenang dipilih berdasarkan kriteria penilaian yang ditetapkan tim juri, yakni Stylistic Aspects, Content Reporting, dan Relevance to the Promoted Values.
  • Para pemenang akan diberangkatkan ke Brussels, Belgia, pada April mendatang untuk mengikuti program kunjungan selama satu minggu.

Bertepatan dengan Hari Pers Nasional pada 9 Februari lalu, lima wartawan Indonesia mendapat penghargaan prestisius dari Uni-Eropa. Penghargaan ini diberikan oleh Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia, Vincent Guérend, berkat kontribusi kelima wartawan ini dalam meningkatkan kesadaran publik tentang nilai-nilai HAM.

Penghargaan yang bernama #eu4wartawan ini merupakan muara dari kompetisi Penghargaan Uni Eropa untuk wartawan, yang digelar pada Agustus 2018 lalu dengan memanfaatkan momentum Asian Games, Asian Para Games, dan Festival Bebas Batas.

Dilansir dari siaran pers yang diterima GNFI, berikut adalah nama-nama wartawan yang diganjar penghargaan dari Uni Eropa, beserta media tempat mereka bekerja dan judul artikel yang dibuat.

  • Denty Piawai Nastitie (KOMPAS.id): “Asian Para Games 2018, Perjuangan Atlet untuk Kesetaraan”
  • Diko Oktara Achmad Yani (Koran Tempo): “Para Bintang yang Terus Berjuang”
  • Erik Purnama Putra (Harian Republika): “Berimajinasi Melihat Karya Lukis Difabel”
  • Suci Sekarwati (Tempo.co): “Kisah Perempuan Afghanistan Perjuangkan Hak Kaum Difabel”
  • Yus Mei Sawitri (Bola.com): “Asian Paragames 2018, Awal Manis Sebuah Perjuangan Panjang”

Kelima wartawan tersebut dipilih berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh panitia. Di antaranya adalah Stylistic Aspects yang mencakup struktur artikel, fokus, dan penggunaan kutipan, kemudian Content Reporting yang berisi kreativitas penulisan, kedalaman dan keseimbangan, serta Relevance to the Promoted Values yang berisi hak-hak kemanusiaan, kesetaraan, dan isu sosial.

Kemudian untuk tim penilai, Uni Eropa menetapkan tiga orang juri di ajang ini. Mereka adalah Hermien Kleden (ahli media, penulis dan editor senior), Andreas Harsono (aktivis HAM), dan Florian Witt (penasehat politik Uni Eropa di Indonesia).

“Media berperan penting dalam menggugah masyarakat serta pemerintah untuk mengubah sikap dan mengambil tindakan dalam melawan diskriminasi, serta untuk memastikan Hak Asasi Manusia berlaku untuk semua orang tanpa kecuali,” ujar Vincent Guérend. Selain itu, beliau juga menekankan pentingnya kebebasan berekspresi dan pluralisme media dalam demokrasi.

Para pemenang akan berangkat ke markas besar Uni Eropa di Brussels, Belgia, pada bulan April 2019 mendatang untuk mengikuti program kunjungan selama satu minggu.**

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini