Nuril Basri dan Pandangannya Mengenai Indonesia yang Akan Rilis di Luar Negeri

Nuril Basri dan Pandangannya Mengenai Indonesia yang Akan Rilis di Luar Negeri
info gambar utama

Berkat intens, komedi, dan observasi mengenai ke-absurd-an hidup orang Indonesia serta perjuangan dari mereka yang merasa terjebak dan tertekan dengan tetap menjalani kehidupannya, nama Nuril Basri bukanlah lagi nama biasa di dunia sastra.

Bahkan, dari observasinya tersebutlah Nuril Basri berhasil melebarkan namanya hingga ke luar negeri, menjadikannya salah satu tokoh sastra Indonesia yang terkemuka. Seperti rekannya yang terkenal, Eka Kurniawan, gambar-gambar yang dipilih Nuril untuk fokus melibatkan pergumulan usia muda dari anak-anak muda Indonesia yang dihadapkan dengan tekanan-tekanan yang biasa datang dengan hidup dalam masyarakat yang mana "memikirkan" urusan orang lain serta "menekan" pilihan hidup adalah hal yang lumrah. Tidak semua begitu memang.

Keluarga yang tidak utuh, kesendirian, kegelisahan, hidup sebagai bagian minoritas di tanah asing merupakan dunia yang ia ciptakan dalam bukunya.

Nuril Basri | Sumber: Nuril Basri
info gambar

Karakter dalam novelnya yang terkenal terbitan tahun 2017 Not A Virgin bervariasi mulai dari cross-dresser, drag queens, Muslim fanatik, dan pada dasarnya "sampah" sehari-hari yang berada di antara dua lingkungan yang sepenuhnya berlawanan seperti bar khusus gay dan sekolah asrama Muslim.

Karakter utama di buku ini menavigasi melalui lingkungan maskulin yang tidak sehat ini dalam upaya untuk benar-benar memahami identitas seksual mereka.

Latar belakang serupa diilhami dari pengalaman Nuril sendiri. Ia dilahirkan di Tangerang Selatan, Banten, yang sangat konservatif dan terpapar pada dunia yang tidak menukungnya untuk menulis.

Selama pengalamannya berkerja serabutan sebagai kasir minimarket, pelayan, dan pengajar bahasa, serta administrator kafe internet, pria yang akan berumur 34 tahun ini menemukan pelipur lara dalam seni menulis.

Tema-temanya cukup berani untuk membuat penerbit Indonesia berpikir dua kali untuk menerbitkan karya-karyanya.

Nuril mengklaim bahwa Not A Virgin ditolak oleh banyak penerbit, mungkin karena sifatnya yang kontroversial, dan bahwa empat bukunya belum diterbitkan di Indonesia.

Not A Virgin pertama kali diterbitkan di Malaysia dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh Lontar Foundation. Versi bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Amanah.

Penulis Dewi “Dee” Lestari memuji novel Nuril. “Nuril Basri menceritakan kisahnya dengan cara yang ringan, tanpa basa-basi, dan lucu. Dalam novel ini, dia telah menciptakan sesuatu yang indah dan mengharukan, sebuah kisah yang membuat kita merenungkan masalah-masalah serius, ”tulis Dee, seperti dikutip di situs web Nuril.

Novel karya Nuril 'Love, Lies and Indomee' yang akan rilis di Singapura pada bulan Maret dan Inggris pada bulan Mei | Ilustrasi: Courtesy Nuril Basri
info gambar

Buku terbaru Nuril, Love, Lies and Indomee, berisikan potret seorang wanita macho nan sinis yang berusaha menemukan cinta dan pernikahan dalam situasi yang tidak masuk akal, dibentuk oleh lingkungan pesimisnya. Semua elemen cerita dibungkus oleh komentar sosial Indonesia Nuril yang biasa-biasa saja: anggota keluarga yang menekan secara tidak adil, maskulinitas tidak sehat yang dipegang oleh sebagian besar pria Indonesia, dan masyarakat yang menuntut wanita mematuhi satu kepribadian.

Hal ini dianggap sebagai sekuel spiritual untuk Not a Virgin.

Love, Lies, and Indomee, yang sudah diterbitkan di Malaysia dengan judul Enak, akan rilis di Singapura pada bulan Maret dan rilis di Inggris pada bulan Mei, keduanya di bawah cetakan Epigram Books.

Nuril mengatakan ia masih belum bisa menemukan penerbit di Indonesia yang ingin menerbitkan Enak dan dia memutuskan untuk mencetak dan memasarkan buku itu sendiri. “Saya selalu menulis dalam bahasa Indonesia dan kemudian menerjemahkannya,” katanya. "Bagi saya hal yang paling penting adalah menulis."

Bersamaan dengan Love, Lies and Indomee, Not A Virgin juga akan diterbitkan oleh Monsoon Books, sebuah penerbit asal Inggris dan akan memulai debutnya di 2019 London Book Fair, dimana Indonesia menjadi negara "fokus pasar" festival untuk tahun ini.

Nuril mendapat ide untuk konsep buku dan karakter utama dari pengalaman salah satu teman adiknya yang memiliki sejarah dipilih karena ukuran dan warna kulit gelapnya.

https://images.gr-assets.com/books/1462843043l/30146609.jpg

Love, Lies, and Indomee yang berjudul Enak | Sumber: Goodreads
info gambar

"Awalnya, saya ingin karakter ini hanya menjadi karakter pendukung, tetapi saya melihat bahwa dia adalah kendaraan yang sempurna untuk menunjukkan bagaimana orang-orang seperti itu dapat memilih untuk acuh tak acuh dan bodo amat tentang semua itu daripada membuat diri sendiri seolah sebagai korban," katanya.

Dengan pegangan tersebut, Nuril bertujuan untuk menyampaikan pesan tentang body positivity dan menampilkan sifat-sifat perempuan yang mandiri di kota dimana lingkungannya "se-judgmental" di Jakarta.

Nuril mengatakan bahwa ulasan Inggris atas buku ini mengklaim bahwa Love, Lies, and Indomee pada dasarnya sama seperti "Jakarta versi Bridget Jones 'Diary."

Ini tentang menunjukkan keunggulan perempuan atas lingkungan sosial mereka yang keras dengan menggambarkan mereka sebagai orang yang cukup kuat dan riang untuk melewati itu, alih-alih berlaga seperti menjadi korban," katanya.


Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

VA
YF
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini