Sinbad Sang Penjaga Bendungan Indonesia

Sinbad Sang Penjaga Bendungan Indonesia
info gambar utama
  • Kementerian PUPR mengadakan pameran PUPR Expo 4.0 mulai tanggal 11 Februari sampai 15 Maret 2019.
  • Ratusan aplikasi dipamerkan Kementerian PUPR di ajang ini, dan salah satunya adalah Sinbad.
  • Sebuah aplikasi untuk memantau situasi terkini bendungan-bendungan di Indonesia.

Dia bisa dijumpai di manapun, kapanpun, dan selalu membawa berjuta informasi tentang bendungan. Dia juga dengan rutin memberi laporan-laporan situasi terkini di bendungan, untuk membantu sistem pemantauan.

Sinbad namanya, tapi dia bukan karakter seorang prajurit di film kartun, karena Sinbad yang satu ini adalah aplikasi untuk memantau kondisi bendungan. Aplikasi buatan Direktorat Bina Operasi dan Pemeliharaan Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR ini sedang dipamerkan di PUPR Expo 4.0.

Dalam ajang yang digelar di Lobby Gedung Utama PUPR pada 11 Februari-15 Maret 2019 ini, Sinbad menunjukkan ketangkasannya pada para pengunjung. Ia bisa menjelaskan kepemilikan sebuah bendungan, apakah milik Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), swasta, atau BUMN.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, saat mencoba aplikasi Sinbad di PUPR Expo 4.0 | Foto: Aditya Jaya/GNFI
info gambar

Tak hanya itu, Sinbad juga bisa memberi informasi terkait situasi terkini suatu bendungan. Misalnya, berapa Tinggi Muka Air (TMA) dan berapa volume bendungan saat itu. Data-data bendungan mana saja yang banjir pun juga bisa ditunjukkan oleh Sinbad.

“Di sini kita bisa melihat status keamanan dan operasinya, masuk dalam pemantauan. Kalau diklik di sini ada data teknis, detail tentang bendungan, misalnya TMA dan volume. Bendungan mana saja yang banjir juga bisa kelihatan,” urai salah seorang petugas bernama Putit, dikutip dari KOMPAS.com.

Kemampuan Sinbad bahkan juga meliputi bendungan-bendungan yang masih dalam tahap pembangunan. Sinbad bisa memberi keterangan tentang perkembangan konstruksinya, termasuk 39 bendungan yang sedang dibangun untuk memenuhi target 65 bendungan di periode 2015-2019.

Walau sudah demikian canggihnya, tapi ternyata Sinbad masih memiliki kekurangan. Kendalanya saat ini adalah hasil pemantauan CCTV Sinbad belum bisa dilakukan secara real-time karena akses internet yang terbatas di beberapa lokasi. Ini membuat waktu pelaporan dijadwalkan tiga kali, yakni di jam 08.00, 12.00, dan 17.00 waktu setempat.

Frekuensi pelaporan ini dirasa kurang sehingga ke depannya akan diupayakan pembaruan agar waktu pelaporan Sinbad bisa lebih cepat. Jadi apabila ada situasi yang tidak normal di bendungan bisa segera diatasi.

Sumber: KOMPAS.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini