Kenali Budaya Tertib di MRT

Kenali Budaya Tertib di MRT
info gambar utama
  • Jelang pembukaan MRT Tahap 1, calon penumpang sebaiknya memahami budaya tertib dalam penggunaan transportasi publik ini.
  • Pemahaman budaya tertib penting dilakukan demi menjaga kenyamanan bersama para penumpang.
  • MRT Tahap 1 akan meluncur di rute Lebak Bulus-Bundaran HI pada Maret 2019 mendatang.

Jelang pembukaan MRT Tahap 1 yang menghubungkan Bundaran HI dengan Lebak Bulus, para calon penumpang wajib memahami aturan-aturan yang akan diterapkan. Selain itu, ada budaya tertib juga yang harus diperhatikan sebelum menaiki MRT.

Budaya tertib ini diperuntukkan agar menjaga kenyamanan sesama penumpang, dalam menggunakan MRT yang merupakan transportasi umum. Dengan menerapkan budaya tertib di poin-poin ini, juga dapat membantu kelancaran proses onboarding penumpang dari stasiun sampai masuk kereta MRT.

Poin pertama adalah mencermati rambu penumpang yang datang atau masuk, dan penumpang yang pergi atau keluar. Ini bertujuan agar tidak menghambat penumpang lain yang hendak masuk kereta ataupun sebaliknya.

Selain itu perlu diperhatikan juga bahwa prioritas saat naik-turun penumpang adalah penumpang yang turun. Sama seperti di bis transJakarta dan kereta Commuter Line, di MRT pun budaya tertib seperti ini juga perlu dilakukan.

Kemudian yang ketiga adalah penggunaan lift. Dahulukan yang keluar, baru masuk. Ya, sama dengan budaya tertib di naik-turun kereta, karena kalau penuh dan tidak ada yang keluar, bagaimana mau masuk?

Demikian halnya dengan di eskalator. Tata tertib yang menghimbau agar jalur kiri untuk diam dan jalur kanan untuk mendahului harus ditaati, agar tidak menghambat pergerakan penumpang lain yang terburu-buru.

Pembukaan MRT Jakarta tahap 1 akan dilakukan di jalur Lebak Bulus-Bundaran HI. Dalam perjalanannya, MRT akan berhenti di 13 stasiun, yang terdiri dari 6 stasiun bawah tanah dan 7 stasiun laying. Untuk frekuensi keberangkatan, MRT akan tiba di stasiun tiap 10 menit dan 5 menit khusus di jam sibuk.


*Disadur dari opini Sudanang Dananjaya

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini