Mahasiswa ITB Borong Penghargaan di Kompetisi Dunia i-CAPS dan d-CAMP di Taiwan

Mahasiswa ITB Borong Penghargaan di Kompetisi Dunia i-CAPS dan d-CAMP di Taiwan
info gambar utama

Sebanyak lima tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung dan Korea meraih gelar juara utama (grand prize), emas (gold prize), dan perunggu (bronze prize) dalam lomba 13th Design Camp International Design Workshop, International Student Joint Capstone Design Project (i-CAPS) di Taiwan, 21-25 Januari 2019.

Ketiga mahasiswa yang meraih grand prize adalah Rumanda Engala Kapisa (Teknik Mesin, 2015), Dwi Astuti (Teknik Fisika, 2015), dan Slamet Zarkasih (Arsitektur, 2015).

Pada kompetisi ini mereka bersama dua anggota lainnya yang berasal dari Kwangwoon University ditantang untuk bekerja sama dalam mendesain produk inovasi yang menjawab permasalahan Taiwan.

“Hari pertama kegiatan, kami dibawa jalan-jalan di sekitar Taiwan dan diminta untuk mencari pemasalahan yang ada. Dari kegiatan (hari pertama ini) kami mencari solusi dari permasalahan yang ada dalam bentuk engineering solution,” ujar Daeng, sapaan akrab Rumanda Engala seperti dikutip Radar Cirebon dari keterangan resmi, Kamis (14/2/2019).

Tiga mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) meraih penghargaan Gold Prize pada kompetisi 13th Design Camp International Design Workshop, International Student Joint Capstone Design Project (i-CAPS) dan International Student Multidisciplinary Design Camp (d-CAMP) di Taiwan, 21-25 Januari 2019. Foto: itb.ac.id
info gambar

Dalam waktu relatif singkat dan latar belakang keilmuan yang berbeda setiap anggota, tim Daeng dkk berhasil mengembangkan produk Guiding Stick yang merupakan suatu alat multifungsi yang dapat digunakan sebagai penerjemah, penuntun jalan dengan roda, dan fitur tambahan berupa tongsis (tongkat narsis).

Dipilihnya desain berbentuk tongkat ini agar alat ini juga bisa digunakan kaum disabilitas. Trotoar di Taiwan belum dilengkapi dengan penanda jalan bagi kaum disabilitas seperti trotoar di jalan-jalan besar di Indonesia.

“Pengguna juga dapat dengan mudah mengikuti Guiding Stick untuk sampai tempat yang dituju. Pada fitur ini, alat didukung oleh GPS dan tersedia pada jaringan online maupun offline. Jadi kita cuman pegang stiknya saja,” kata Daeng.

Sementara itu, ketiga mahasiswa yang meraih Gold Prize adalah Imam Boni Mores (Teknik Fisika 2015), Catherine Anggraeni Lestari (Teknik Mesin 2015), dan Christianto Salimanan (Arsitektur 2015) dua anggota tim lainnya yaitu Baek In Hye dan Kim Min Sung yang berasal dari Jeju National University.

ExTa Device. Foto: itb.ac.id
info gambar

Penghargaan itu diraih timnya setelah berhasil membuat produk Exta Device, yakni sebuah perangkat elektronik serba guna untuk pariwisata yang dapat memberikan infomasi umum mengenai pariwisata dan memberikan rasa aman bagi penggunanya.

Kelebihan utama sekaligus menjadi keunikan pada alat ini adalah fitur emergency call.

Dalam keadaan bahaya, pengguna hanya perlu menekan tombol emergency call pada alat dan kantor polisi terdekat akan menangkap sinyal bahaya dan mengetahui posisi pengguna pada saat itu.

“Jadi (fitur) ini deteksinya khusus untuk kepolisian di kantor polisi terdekat,” ujar Chris pada Tribunnews.com, sapaan akrab Christianto Salimanan.

Tim ITB ini akan berkompetisi pada rangkaian i-CAPS selanjutnya di Korea Selatan bulan Agustus mendatang. Kegiatan i-CAPS di Korea Selatan nanti akan bertemakan Smart Living.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Indah Gilang Pusparani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Indah Gilang Pusparani.

Terima kasih telah membaca sampai di sini