IPB Masuk Top 100 QS World University Ranking

IPB Masuk Top 100 QS World University Ranking
info gambar utama

Awal tahun 2019 ini, Institut Pertanian Bogor (IPB) semakin menunjukkan prestasinya sebagai jajaran perguruan tinggi bergengsi dunia. IPB berhasil menduduki posisi top 100 dunia berdasarkan QS World University Ranking by Subject tahun 2019, tepatnya untuk kategori Pertanian dan Kehutanan, yang baru dirilis secara resmi tanggal 27 Februari 2019.

Posisi yang sangat membanggakan ini, sesuai dengan mandat utama IPB dalam penyelenggaraan tridarma pendidikan tinggi bidang ilmu pertanian (dalam arti luas), telah dicapai sejak tahun 2016, dan terus berlanjut pada 2017, 2018, dan 2019. QS World University Ranking adalah sistem pemeringkatan universitas dunia yang menjadi rujukan Kementerian Ristekdikti.

QS World University Ranking by Subject mengeluarkan daftar kampus terbaik sejagad berdasarkan kategori disiplin ilmu/jurusan. Untuk melakukan pemeringkatan, lembaga riset pendidikan asal Inggis ini mengevaluasi 4.500 perguruan tinggi di dunia pada 48 bidang keilmuan.

Berdasarkan hasil pemeringkatan tersebut, IPB berada dalam satu grup (ranking 51 – 100) dengan Yale University, Sydney University, Universitas Putra Malaysia (UPM), Hokkaido University, dan beberapa perguruan tinggi ternama lainnya.

Di Indonesia hanya dua perguruan tinggi yang masuk dalam pemeringkatan dalam kategori ini, yaitu IPB berada di urutan pertama dan Universitas Gajah Mada (UGM) di urutan kedua (peringkat 151 - 200).

Pada pemeringkatan QS WUR by subject Agriculture & Forestry yang baru saja dirilis ini, posisi IPB mengalami peningkatan sesuai hasil analisis skoring dari ranking 79 ke ranking 74.

Upaya peningkatan ranking tersebut menunjukan konsistensi IPB untuk terus memperbaiki kualitas proses dan output kegiatan tridharma-nya yang akan berdampak semakin membaiknya reputasi akademik dan employer (pemberi kerja) dan visibilitas global maupun regional.

Kolaborasi regional di tingkat Asia Tenggara akan semakin penting ke depan mengingat peranan strategis sektor industri berbasis sumberdaya alam yang dapat diperbarui tersebut untuk memenuhi kebutuhan pangan, air dan biofuel yang erat juga kaitannya dengan pengelolaan lingkungan dan pembangunan.

Koordinator Taskforce WUR IPB, Prof. Anas M. Fauzi, yang juga Dekan Sekolah Pascasarjana, mengatakan bahwa hasil ini menunjukkan adanya pengakuan pihak ketiga terhadap kinerja IPB yang secara konsisten selama 3 tahun berturut-turut berada di top 100 dunia.

Rektor IPB, Dr. Arif Satria, menyatakan IPB akan terus berupaya menjalin kolaborasi internasional yang intensif dengan berbagai universitas terbaik dunia salah satunya dengan Wageningen University & Research (WUR) yang menduduki peringkat pertama pada pemeringkatan kali ini.

Dalam waktu dekat, IPB dan Wageningen akan melaksanankan kerjasama riset interdisipliner baru jangka panjang bertema “Smart Indonesian Agriculture: development, logistics and evaluation for animal protein production (Smart-In-Ag)” yang didanai melalui skema kompetitif INREF.

Strategi untuk sinergi sesama universitas terbaik dunia tersebut dilakukan IPB agar dampak signifikan dari riset yang dihasilkan tidak hanya untuk meningkatkan reputasi akademik melalui publikasi, tetapi juga untuk memperkuat proses peningkatan nilai tambah bagi industri dan pelaku UKM di Indonesia dalam menghadapi era industri 4.0.

Sebelumnya, di bulan Desember 2018 lalu, IPB juga meraih top 40 The Most Sustainable University in the World dan peringkat 2 di Indonesia versi UI Green Metric.

Di sisi lain, IPB juga mendapat anugerah Widyapadhi peringkat 1 nasional sebagai kampus paling inovatif. Penghargaan tersebut diberikan atas upaya IPB dalam mengembangkan inovasi dan komersialisasi inovasi yang dihasilkan.

Pada tahun 2018 IPB mencatatkan sebanyak 43 inovasi dalam daftar 100+ inovasi paling prospektif di Indonesia. Hal ini mempertegas reputasi dan prestasi IPB dalam menghasilkan karya akademik (publikasi dan inovasi) yang unggul.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YI
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini