Berpakaian simple yang didominasi warna putih, ribuan umat Hindu Bali berbondong-bondong ke pantai di seluruh Pulau Dewata pada hari Senin untuk ritual pemurnian suci Melasti.
Upacara untuk membersihkan "noda" alam semesta dan membersihkan "kekotoran" alam diadakan menjelang hari libur nasional Nyepi (Hari Keheningan) yang akan jatuh pada tanggal 7 Maret besok.
Orang-orang Hindu mengawal patung-patung suci para dewa dan dewi dan perlengkapan ritual dari kuil-kuil desa mereka ke pantai.
"Di sini sangat panas. Tapi kami tidak punya pilihan selain menikmatinya. Ini adalah upacara khusus untuk para dewa dan dewi. Kami menikmati upacara ini setiap tahun tahunnya," kata Made Ayu Ratna Pratiwi, 39, warga desa Buduk yang berpartisipasi dalam upacara tersebut bersama suami dan putranya di bawah terik matahari di Pantai Pererenan di Canggu, Kuta Utara.
Berpartisipasi dalam prosesi itu merupakan momen istimewa untuk Kadek Novi Febriani. "Hal tersebut membuat saya merasa lega. Rasanya seperti kami melakukan doa lengkap saat kami mengawal para dewa dan dewi," kata Febriani, yang menghadiri upacara di Pantai Legian.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) cabang Bali, IGN Sudiana mengatakan para peserta tradisi tersebut membawa patung para dewa dan dewi ke pantai untuk mendapatkan tirta amerta [air suci].
Para peserta tersebut kemudian mengambil air suci kembali ke desa mereka dan memercikkannya ke setiap penduduk, juga di sekitar rumah dan sawah mereka.
"Kami percaya bahwa tirta amerta adalah air suci yang abadi, air kehidupan," kata Sudiana.
Ritual penyucian dilakukan setiap tahun sebelum Nyepi. "Jadi, kami menjalankan Nyepi dengan energi positif," tambah Sudiana.
Sumber: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News