Tiga tarian tradisional daerah direncanakan untuk menghiasi Konser Musik Perbatasan Malaka dan Kefamenanu 2019 yang dijadwalkan berlangsung 28-29 Maret di Lapangan Misi Paroki Betun di Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Acara ini akan disesuaikan dengan perayaan yang disajikan selama Konser Musik Perbatasan Atambua, menurut wakil asisten pengembangan pemasaran Kementerian Pariwisata untuk wilayah III, Muh. Ricky Fauziyani.
"Setelah Atambua, kami juga akan menghadirkan konser musik di Malaka, yang menampilkan Maria Vitoria dan Bondan Prakoso sebagai bintang tamu serta tarian masal," kata Ricky pada 10 Maret seperti dikutip oleh kompas.com.
Tarian yang akan dilakukan di Malaka adalah Tebe, Likurai, dan Bidu.
"Ketiga tarian ini menginspirasi karena nilai-nilai tradisionalnya. [Semoga] para wisatawan [akan] dapat belajar dari nilai-nilai yang disajikan oleh mereka," tambah Ricky.
Tarian Bidu adalah tarian untuk menemukan pasangan hidup dan biasanya dilakukan oleh delapan penari wanita dan dua pria. Sementara itu tarian Tebe, yang mirip dengan tarian Ronggeng, adalah bentuk rasa terima kasih ketika menyambut mereka yang kembali dari perang. Pada Oktober 2015, 4.601 penari menetapkan rekor untuk tarian ini di Museum Rekor Indonesia (MURI).
Terakhir, namun tak kalah pentingnya, tarian Likurai menjadi perhatian publik yang lebih luas ketika dipertunjukkan di Asian Games 2018. Pada bulan Oktober 2017, sebuah pertunjukan oleh 6.000 penari, yang merupakan siswa dari tiga kabupaten di zona lintas batas NTT, di Fulan Fehan Hill, tercatat oleh MURI.
"Konser musik akan menjadi atraksi yang sangat menarik yang tidak boleh Anda lewatkan," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
"Selain daya tarik, aksesibilitas dan fasilitas di Malaka juga cukup."
Sumber: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News