Jakarta Utara telah melihat pertumbuhan 32.000 pohon sejak ditanam 10 tahun lalu di Hutan Bakau Ecomarine.
Pohon-pohon tersebut ditanam di lahan seluas 1,8 hektar yang awalnya tandus sebelum dikonversi menjadi hutan di tepi Muara Kali Adem di Muara Angke.
"Dari 2008 hingga sekarang, 32.000 pohon bakau telah tumbuh di sini," kata kepala Komunitas Bakau Muara Angke, Muhammad Said seperti dikutip dari tempo.co pada hari Rabu.
Pohon-pohon bakau termasuk pidada (Sonneratia), api-api (Avicennia), Nipa palm (Nypa fruticans), dan mangrove merah (Rhizophora), ujar Said menjelaskan.
Pohon-pohon tersebut ditanam untuk memulihkan ekosistem hutan bakau di sepanjang pantai utara Jakarta, yang terancam oleh konversi lahan.
“Ada hutan bakau, tetapi pada 1990-an mereka musnah karena dampak pembangunan. Pada tahun 2008, kami membentuk komunitas bakau dan memulai penanaman bakau demi merawat masyarakat dan lingkungan,” katanya.
Pada tahun 2008, masyarakat menanam 100 biji bakau di Muara Kali Adem, yang dulunya dipenuhi dengan sampah plastik.
“Muara ini adalah titik akhir dari 12 sungai di Jakarta. Sampah menumpuk dulunya. Kami harus menggali lebih dalam ke tanah agar akar bakau bisa tumbuh dengan baik," ucapnya.
Dia juga mengatakan hutan bakau bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
"Angin kencang sering memasuki rumah-rumah, tetapi sekarang angin dihadang oleh pohon-pohon bakau. Akar pohon juga telah menyerap air pasang,” ujar Said.
Pohon-pohon itu juga memberi manfaat bagi mereka yang tinggal di dekatnya, karena buahnya digunakan untuk sari buah, dodol, dan selai.
Pengunjung juga dapat memasuki hutan secara gratis .
Sumber: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News