Setelah Sebelumnya Tayang di Gedung Tertinggi di Korsel, Kini Film Ini Tayang di Layar Terbesar Dunia

Setelah Sebelumnya Tayang di Gedung Tertinggi di Korsel, Kini Film Ini Tayang di Layar Terbesar Dunia
info gambar utama

Januari lalu, trailer film karya sineas bangsa Livi Zheng berjudul Bali: Beats of Paradise ditayangkan di bangunan tertinggi yang ada di Korea Selatan, Observatorium Seoul Sky, tepatnya pada tanggal 26 Januari 2019. Seusai penayangan di bangunan tertinggi tersebut, kemudian film itu juga diputar secara khusus di National Museum of Korean Contemporary History di Seoul, Korea Selatan yang sukses menuai pujian dari berbagai pakar film dan akademisi Korea Selatan.

Tak berhenti disitu, film garapan wanita kelahiran Blitar, Jawa Timur ini diputar di teater dengan layar terbesar di Korea Selatan bahkan dunia yang pernah dinobatkan oleh Guiness World Records di tahun 2014 lalu, Superplex G Theater 21 di Lotte World Mall, Seoul.

Superplex G Theater 21 di Lotte World Mall, Seoul | Sumber: Seoul Space
info gambar

Sertifikat Guinnes World Record yang diraih oleh Superplex G Theater 21, Lotte World Mall, Seoul sebagai teater dengan layar terbesar | Sumber: 추천 : 네이버 블로그 - 네이버
info gambar

Selain dikenal sebagai teater dengan layar terbesar di dunia, Superplex G Theater juga menjadi atraksi utama karena mampu menampung 622 penonton. Teater ini juga dikenal sebagai teater ultra-large yang terlihat seperti teater opera dua tingkat, dengan dilengkapi dengan layar selebar 34 meter dan panjang 13,8 meter, atau diperkirakan sama dengan tinggi 34 orang dewasa jika akan digabungkan.

“Bali: Beats of Paradise” adalah sebuah film perpaduan seni budaya tradisional dan modern, kisah nyata seorang seniman, keindahan pariwisata Bali yang terkenal, dan kerjasama musik pentatonik Bali dengan jenis funk yang dibawakan Judith Hill, tak heran mengundang animo luar biasa dari penonton di negeri Ginseng tersebut. Terbukti, teater berkapasitas lebih dari 600 tempat duduk itu dijejali penonton yang rela antri sejak sejam sebelumnya. Yang menonton-pun, Duta Besar dari berbagai negara, pejabat Pemerintahan Korsel, dan CEO dari berbagai perusahaan besar di Korsel.

Livi Zheng, Sang Sutradara “Bali: Beats of Paradise” pun tentu tak ketinggalan hadir dalam Gala Premiere film tersebut. Menurut sutradara yang memenangi lebih dari 25 medali dan trofi di seni beli diri baik tingkat regional maupun nasional di Amerika Serikat ini selain menceritakan perjalanan sepasang seniman dari Bali yang bermimpi memperkenalkan gamelan ke dunia internasional, karyanya juga melibatkan beberapa musisi terkenal seperti Judith Hill, penyanyi dan juga pencipta lagu asal California, dan I Wayan Balawan, gitaris jazz Indonesia yang berasal dari Bali dan terkenal dengan “Touch Tapping Style”-nya.

I Nyoman Wenten seorang seniman gamelan yang tinggal di Los Angeles, Amerika Serikat bersama sang istri, Nanik Wenten yang merupakan pusat cerita dari Bali: Beats of Paradise | Sumber: YouTube
info gambar

Film yang akan tayang serentak di seluruh jaringan Lotte Cinema di Korsel memang pantas mendulang decak kagum. Sejak trailer film tersebut ditayangkan di Seoul Sky, banyak pihak menantikan penayangannya di bioskop-bioskop lainnya di Korsel. Sebelumnya, film tersebut tayang di bioskop-bioskop di AS, dan Mei mendatang di maskapai penerbangan Singapura, SQ. Sementara, Juli 2019 akan tayang perdana di Jakarta dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Duta Besar RI untuk Korea Selatan, Umar Hadi, juga ikut terlibat dalam proses produksi film tersebut sebagai executive produser bersama bankir Julia Gouw. Dubes Umar Hadi pada waktu masih menjabat sebagai Konjen RI di Los Angeles, AS. “Saya beruntung bertemu dengan Sutradara Livi Zheng dan bankir Indonesia di Amerika Julia Gouw yang punya hasrat sama yaitu mempromosikan Gamelan. Itulah awal terciptanya film ini. Saya ingin Gamelan semakin dikenal di mancanegara dan terus diajarkan dan diwariskan ke generasi muda kita,” kata Dubes Umar.

Inspirasi utama Livi Zheng

Livi Zheng, sang sutradara dari Bali: Beats of Paradise di premiere night | Sumber: YouTube
info gambar

Bagi Livi Zheng sendiri, gamelan kini menjadi inspirasi utama dalam filmnya setelah sukses dalam “Brush With Danger” pada 2015 lalu. “Saya semakin terinspirasi dan mendalami gamelan saat menyutradarai film ini. Saya akan terus mengangkat kebudayaan dan seni Indonesia di panggung dunia,” tuturnya.

Budaya Indonesia yang sudah cukup dikenal di Korsel, tampaknya memang turut membuat film ini sangat dinikmati masyarakat yang menontonnya. Youngsil Park salah satunya. “Amazing Film! Saya jadi makin suka gamelan dan kebudayaan Indonesia. Saya merekomendasikan film ini untuk ditonton,” ungkapnya. Selain itu Jacob Choi memberikan penekanan lain. “Film ini sangat berbeda dan mengesankan. Perpaduan budaya Indonesia dan Amerika menghadirkan rasa tersendiri. Film ini menjadi salah satu gerakan film Asia yang sangat baik,” ungkapnya seusai menonton “Bali: Beats of Paradise”.

Film yang akan serentak ditayangkan di seluruh jaringan bioskop Lotte Cinema di Korsel mulai pada tanggal 15 April 2019 ini juga diharapkan semakin membuat Indonesia dikenal di Korsel. Harapan yang sama juga diungkap Young Choi, Rektor Dong-ah Institute of Media and Arts yang turut hadir menonton. “Film ini membuat saya jatuh cinta lagi dengan Indonesia, terutama dengan Bali,” paparnya.


Sumber: (pastikan lebih dari satu sumber)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini