[Bagian 2] Warga Indonesia Dalam Daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2019

[Bagian 2] Warga Indonesia Dalam Daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2019
info gambar utama

17 Warga Indonesia berhasil terpilih untuk masuk dalam daftar bergengsi tahunan yang dikeluarkan oleh majalah ternama Amerika, Forbes dengan daftar yang bernama 30 Under 30 Asia 2019.

Amanda Susanti, Angky William, Aries Susanti Rahayu, Aruna Harsa, Benz Budiman, Denica Flesch, dan Ellen Nio merupakan 7 pemuda Indonesia dari 17 pemuda yang berhasil terpilih di daftar tersebut. Profil lengkap ke-7 pemuda Indonesia yang berada di dalam daftar tersebut dapat diakses di artikel bagian 1.

Pemuda selanjutnya yang juga berhasil terpilih di dalam daftar tersebut ialah sebagai berikut:

GITTA AMELIA, 23 Tahun, Jakarta, Pendiri EverHaus

Gitta Amelia | Sumber: Angin.id
info gambar

Setelah lulus dari Wharton School di University of Pennsylvania pada tahun 2017, Gitta Amelia memulai EverHa's, sebuah perusahaan modal ventura tahap awal senilai 5 juta dolar Amerika yang berfokus pada Indonesia. Pada tahun 2018, EverHa's mendapat predikat oleh Crunchbase sebagai perusahaan tahap awal paling aktif berdasarkan jumlah transaksi di Indonesia. Berbekal di sektor perusahaan dan teknologi industri di Indonesia, Gitta saat ini mengumpulkan dana 30 juta dolar Amerika kedua. Dia sebelumnya memulai Think Nusantara, sebuah publikasi online untuk anak muda Indonesia untuk memperdebatkan perkembangan holistik negara ini.

Dengan kecepatannya ini Gitta berada di dalam daftar tersebut di bawah kategori Finance & Venture Capital 2019.

HARYANTO TANJO, 30 Tahun, Jakarta, Salah satu pendiri Moka

Haryanto Tanjo | Sumber: Dailysocial
info gambar

Grady Laksmono dan Haryanto Tanjo merupakan dua pendiri Moka Indonesia, sebuah startup yang membantu UKM dan pengecer mengelola pembayaran dan operasi bisnis lainnya. Perusahaan ini mengumpulkan pendanaan sebesar 24 juta dolar Amerika dalam putaran Seri B pada September 2018 yang dipimpin oleh Sequoia India dan Asia Tenggara; putaran baru termasuk investasi dari SoftBank Ventures Korea dan EDBI, cabang investasi korporat Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura. Secara total Moka telah mengumpulkan lebih dari 28 juta dolar Amerika.

Haryanto Tanjo masuk dalam daftar ini di bawah kategori Enterprise Technology 2019.

JAMES PRANANTO, 29 Tahun, Jakarta, Salah satu pendiri kedai kopi Kopi Kenangan

Founder Kopi Kenangan, Edward Tirtanata and James Prananto | Sumber: Kopi Kenangan
info gambar

Didirikan oleh pengusaha serial Edward Tirtanata dan James Prananto, Kopi Kenangan telah menjadi kedai kopi dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia. Duo ini melihat celah dalam pilihan antara warung kopi pinggir jalan dan kafe kelas atas, dan telah mengambil pasar dengan masif dengan alternatif berkualitas tinggi namun terjangkau. Pada akhir 2019, Kopi Kenangan berencana untuk menjalankan 130 toko dan menjual tiga juta cangkir kopi setiap bulannya. Perusahaan tersebut baru-baru ini mengumpulkan pendanaan sebesar 8 juta dolar dana awal dari Alpha JWC Ventures.

Dengan Kopi Kenangan, James Prananto berada di bawah kategori Retail & E-Commerce 2019.

PAYFAZZ, Hendra Kwik, Jefriyanto, dan Ricky Winata, Para pendiri Payfazz

Founder: Hendra Kwik, Jefriyanto, dan Ricky Winata | Sumber: Tech in Asia Indonesia
info gambar

Di tahun 2016 Hendra Kwik, Jefriyanto, dan Ricky Winata mendirikan Payfazz, sebuah platform fintech yang bertujuan untuk mencapai inklusi keuangan bagi penduduk yang tidak memiliki rekening bank di pedesaan Indonesia. Jaringan agen mereka bertindak sebagai perantara antara pengguna yang tidak memiliki rekening bank dan lembaga keuangan dan telah melayani sekitar 10 juta orang sejak pendiriannya. Perusahaan tersebut, yang telah mengumpulkan dana total 21,3 juta dolar Amerika dalam pendanaan, merupakan perusahaan Indonesia pertama yang berhasil masuk ke Y Combinator, akselerator startup di Amerika Serikat.

Payfazz dengan layanannya membawa para pendirinya berada di dalam daftar tersebut di bawah kategori Finance & Venture Capital 2019.

SAAB SHARES, Sabrina & Elena Bensawan, Para pendiri Saab Shares

Sabrina & Elena Bensawan | Sumber: Jurnal Men's Republic
Sabrina & Elena Bensawan | Sumber: Jurnal Men's Republic

Saab Shares yang berbasis di Indonesia didirikan oleh kakak-beradik Sabrina dan Elena Bensawan untuk menyediakan akomodasi, pendidikan paruh waktu, dan akses ke perawatan kesehatan untuk anak-anak yang kurang mampu dan keluarga berpenghasilan rendah di Indonesia. Saab Shares adalah perpanjangan dari inisiatif yang diluncurkan Sabrina ketika dia berusia 16 tahun dengan dukungan dari saudara perempuannya yang melindungi anak yatim dan tunawisma.

Berkat kedermawanan dan kebaikan hatinya untuk membantu sesama yang membutuhkan melalui Saab Shares, Sabrina & Elena Bensawan berada di dalam daftar tersebut di bawah kategori Social Entrepreneurs 2019.

Sumber: Forbes

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini