Kertajati Bersiap Jadi Bandara Kargo E-Commerce

Kertajati Bersiap Jadi Bandara Kargo E-Commerce
info gambar utama

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, berencana menjadikan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati sebagai bandara kargo e-commerce. Ini lantaran operasional kargo di bandara Soekarno-Hatta sudah tidak memadai lagi, sehingga sebagian akan dialihkan ke Kertajati.

Dilansir dari PikiranRakyat, bandara Kertajati akan mengambil 50% dari kapasitas kargo e-commerce bandara Soetta. Dengan demikian, nantinya juga akan dibangun pergudangan canggih seluas 20 hektare, yang sudah disepakati BIJB dengan PT. Jasa Angkasa Semesta (JAS) konsorsium internasional yang diberi konsesi mengelola bandara Kertajati.

"Tahun ini dimulai ya memindahkan 50% operasional kargo di bandara Soetta ke Kertajati karena saat ini sudah tidak memadai. Jadi Kertajati akan mengambil sekian persen dari USD 80 miliar dengan akan membangun pergudangan canggih," terang Ridwan Kamil, dikutip dari PikiranRakyat.

Selain dengan PT. JAS, BIJB juga akan bekerja sama dengan PT. Pos (Persero) untuk mengirimkan barang kargo ke alamat yang dituju. Jadi, PT. JAS akan mengatur loading dari pesawat sampai ke bandara, dan PT. Pos yang mengirim ke alamat tujuan.

Lebih lanjut, Ridwan Kamil juga menargetkan bandara Kertajati akan menjadi bandara tersibuk di Indonesia dalam kurun 5 sampai 15 tahun ke depan. Ini dikarenakan bandara tersebut juga melayani penerbangan komersial, termasuk haji dan umroh.

"Hasil penelitian yang namanya bandara itu ada yang 10 tahun baru ramai, ada yang 5 tahun atau 15 tahun, jadi jangan khawatir Kertajati masih seperti ini karena memang butuh waktu dan strategi. Saya yakin nanti Kertajati akan jadi Bandara tersibuk," ujar pria yang akrab dipanggil Kang Emil itu.

Sementara itu Direktur BIJB, Muhammad Singgih, mengatakan kerja sama dengan PT. JAS akan dimulai April 2019, dengan pengelolaan gudang seluas 4.500 meter persegi sesuai Perjanjian Kerja Sama (PKS).

"Kan yang ada baru luasan 8 hektare dari 20 hektare. Nah yang sudah dibangun BIJB itu baru yang 4.500 meter. Jadi memang masih kecil, kerja samanya 10 tahun," terang Muhammad Singgih, dikutip dari KOMPAS.com.


Sumber: Pikiran Rakyat, KOMPAS.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini