Terminal Baru Bandara Tjilik Riwut dalam Angka

Terminal Baru Bandara Tjilik Riwut dalam Angka
info gambar utama
  • Terminal baru di Bandara Tjilik Riwut mampu menampung jauh lebih banyak penumpang.
  • Renovasi ini memakan biaya miliaran rupiah dan dikerjakan selama 4,5 tahun.
  • 8 April 2019, terminal baru ini diresmikan oleh presiden Joko Widodo.

Dengan dibangunnya terminal baru di Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya, daya tampung bandara pun meningkat. Dalam peresmiannya, presiden Joko Widodo menjelaskan tentang proyek yang memakan waktu 4,5 tahun ini.

Anggaran sebesar Rp 700 miliar ditetapkan untuk perluasan bandara. Dana tersebut dibebankan di APBN di Kementerian Perhubungan, untuk pembangunan terminal sekitar Rp 300 miliar, taxi way, dan perpanjangan runway dengan biaya Rp 400 miliar.

Kemudian untuk terminal baru Bandara Tjilik Riwut, luasnya mencapai 29.124 m2 dan dapat menampung hingga 4.400.000 penumpang per tahun. Kapasitas ini jauh lebih luas dibandingkan terminal lama yang hanya seluas 5.700 m2 dan kapasitasnya hanya 700.000 penumpang per tahun.

Lalu untuk runway Bandara Tjilik Riwut saat ini berukuran 2.500 x 45 m dan rencananya akan dikembangkan menjadi 3.000 x 45 m guna mengakomodir operasional pesawat berbadan lebar (wide body).

BACA JUGA: Bandara Tjilik Riwut: Tidak Cilik Lagi, Tapi Masih Imut

Bandara Tjilik Riwut sendiri dikelola PT Angkasa Pura II (Persero) sejak 19 Desember 2018 setelah sebelumnya di bawah pengelolaan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan perseroan optimistis akan semakin banyak rute penerbangan di Palangka Raya.

“Kami yakin jumlah penerbangan di Bandara Tjilik Riwut akan bertambah melalui berbagai program pemasaran yang dijalankan AP II, sehingga secara langsung akan membantu pertumbuhan perekonomian Palangkaraya,” ujarnya dalam keterangan resmi.

“Kami menyiapkan investasi total Rp 480 miliar untuk pengembangan terminal serta runway sehingga dapat meningkatkan jumlah penumpang nantinya menjadi sekitar 8 juta penumpang per tahun dari tahun lalu sekitar 1 juta penumpang,” imbuh Muhammad Awaluddin.

BACA JUGA: Begini Cara Bandara Soekarno-Hatta Atur Waktu Penerbangan

Di samping itu, Muhammad Awaluddin mengatakan kawasan Bandara Tjilik Riwut memiliki lahan yang sangat luas untuk dikembangkan sebagai suatu pusat bisnis.

"Kawasan bandara ini memiliki lahan seluas 388 hektare, bisa dikembangkan untuk pengembangan usaha seperti MRO (maintenance, repair, overhaul) atau pusat perawatan pesawat, dan bisnis kargo," pungkasnya.**


Sumber: (pastikan lebih dari satu sumber)

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini