Cerita Kisah Kasih Satwa dan Anaknya di Lautan Lepas

Cerita Kisah Kasih Satwa dan Anaknya di Lautan Lepas
info gambar utama

Kasih anak sepanjang galah kasih ibu sepanjan jalan, terkadang adalah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan betapa kasih sayang orangtua kepada anaknya tidak terbatas apapun dan sangat besar. Dan peribahasa ini pun tidak hanya berlaku untuk manusia saja, tetapi hewan pun memberlakukan kasih sayang dan perjuangan dalam merawat telur dan membesarkan anak-anaknya.

Mongabay kali ini akan mengungkapkan hubungan istimewa beberapa hewan laut terhadap anak-anaknya.

1. Sotong

Hewan pintar ini walaupun bernama cuttlefish dalam bahasa Inggris, tetapi kenyataannya bukanlah ikan melainkan moluska. Seringkali juga disebut sebagai hewan yang pintar, karena beberapa hal.

Selain ukuran otaknya yang tergolong besar dibandingkan tubuhnya, dia pintar mengelabui mangsa maupun predatornya dengan mengubah-ubah warna tubuhnya.

Seekor sotong di perairan Pantai Malalayang, Manado, Sulut | Foto: Anton Wisuda/Mongabay Indonesia
info gambar

Demikian pula dalam melindungi telur dan anak-anaknya. Dalam masa bertelur, sotong akan menyembunyikan telur-telurnya di sela-sela terumbu karang yang sempit, sehingga dengan begitu, telur-telur sotong yang berjumlah ratusan itu akan aman dari incaran para predator.

Selain itu, indukan sotong akan berjaga di sekitar tempat di mana ia menyembunyikan telurnya. Induk sotong akan dengan sigap menakuti hewan-hewan yang mendekati telur-telurnya.

Anakan sotong sesaat akan menetas di perairan Pantai Malalayang, Manado, Sulut | Foto: Anton Wisuda/Mongabay Indonesia
info gambar

Seekor anakan sotong diantara telur sotong di perairan Malalayang, Manado, Sulut | Foto: Anton Wisuda/Mongabay Indonesia
info gambar

2. Clownfish

Clown fish, atau ikan badut, adalah ikan kecil nan cantik, yang hidup di lautan. Dinamakan badut, karena ia mempunyai perpaduan warna tubuh yang cantik dan beraneka ragam, sehingga menyerupai badut. Dan mulai lebih dikenal orang secara global karena beredarnya film animasi Finding Nemo. Dan sejak saat itu, banyak orang yang menyebut ikan badut dengan sebutan ikan nemo.

Dalam film Finding Nemo, menceritakan perjuangan si ayah ikan badut dalam mencari anaknya yang dibawa penyelam. Kasih sayang sang ayah terhadap anaknya ditunjukan dengan sangat luarbiasa dalam film ini. Dan ternyata dalam kehidupan nyata, karakter indukan ikan badut pun tidak jauh berbeda dengan karakter si ayah dalam film Finding Nemo.

Sepasang ikan badut sedang menjaga telur-telurnya di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta | Foto: Wisuda
info gambar

Induk ikan badut sangat peduli terhadap telur dan anaknya. Ikan badut juga diketahui sebagai hermaprodit berurutan, yang artinya, diawal perkembangannya mereka akan berkelamin jantan, dan ketika dewasa, ikan badut jantan terbesar, akan berubah menjadi betina.

Induk ikan badut akan bertelur pada permukaan datar dekat dengan anemon, induk semang mereka. Biasanya diletakan tersembunyi di bawah anemon yang bisa menyengat para predator yang mencoba untuk menyantap telurnya. Selain juga mereka bersiaga di sekitar telurnya.

Di alam liar, waktu bertelurnya sekitar waktu bulan purnama, dan dapat meletakkan ratusan atau ribuan telur.

Induk jantan akan menjaga telur sampai menetas sekitar enam sampai sepuluh hari kemudian, biasanya dua jam setelah senja. Secara berkala, indukan akan membersihan telur-telur dari debu atau kotoran.

Telur ikan badut atau clownfish di perairan Malalayang, Manado, Sulut | Foto: Anton Wisuda/Mongabay Indonesia
info gambar
Sekelompok telur ikan badut di perairan Malalayang, Manado, Sulut | Foto: Anton Wisuda/Mongabay Indonesia
info gambar

3. Cardinal Fish

Ikan cardinal adalah salah satu ikan mungil penghuni lautan, yang hidup di sekitar terumbu karang. Ikan ini juga diketahui sangat menyayangi anak-anaknya.

Ikan cardinal sendiri terdiri dari beberapa jenis, dan salah satunya merupakan endemik Indonesia, yaitu Banggai Cardinal Fish. Cardinal fish tumbuh dengan ukuran 5-20 cm dan sering ditangkap orang untuk dijadikan peliharaan dalam akuarium air laut.

Ikan cardinal ini menggunakan cara mouth brooder dalam merawat telur dan mengasuh anak-anaknya.

Banggai cardinalfish (Pterapogon kauderni), ikan laut yang dinamakan dari Pulau Banggai, Sulawesi Tengah. Terlihat anakan ikan dalam mulut indukannya | Foto: Wisuda/Mongabay Indonesia
info gambar

Setelah terbuahi, indukan betina akan melepas telur-telurnya di dekat sang indukan jantan yang dipilih, untuk kemudian dimasukkan dalam mulutnya dan menyimpannya kurang lebih dalam seminggu. Si jantan akan benar-benar menjaga telur dan anakan di dalam mulutnya.

Secara berkala indukan jantan akan memutar posisi kumpulan anaknya yang berada di dalam mulutnya, agar semua telur mendapatkan kehangatan, cukup udara, dan bersih.

Selain itu, setelah menjadi anakan, indukan jantan juga secara berkala menyemprotkan anaknya keluar lalu dimasukan kembali ke dalam mulut, sampai anak-anaknya dipandang cukup kuat untuk dilepaskan ke alam liar. Walaupun dalam proses ini, sebanyak 30 persen anak ikan cardinal akan tertelan indukannya.

Ikan cardinal yang sedang membawa anak di dalam mulutnya, biasanya menjadi sangat agresif kelakuannya. Dia akan menyerang ikan yang mempunyai ukuran yang sama jika berusaha mendekatinya.

Seekor ikan cardinal dengan telur di mulutnya di Perairan Secret Bay, Bali | Foto: Anton Wisuda/Mongabay Indonesia
info gambar
Seekor ikan cardinal dengan telur di mulutnya di Perairan Secret Bay, Bali | Foto: Anton Wisuda/Mongabay Indonesia
info gambar


Sumber: Ditulis oleh Anton Wisuda dan diposting ulang dari Mongabay Indonesia atas kerjasama dengan GNFI

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini