Mahasiswa IPB Rancang Aplikasi Smart QC untuk Pertanian Masa Depan

Mahasiswa IPB Rancang Aplikasi Smart QC untuk Pertanian Masa Depan
info gambar utama

Kemajuan teknologi mendorong adanya otomatisasi terutama dalam bidang industri. Ibarat mata pisau, maka teknologi memiliki dua sisi. Satu sisi bisa bermanfaat dan sisi lain dapat pula menjadi bumerang.

Di sisi lain, industri pertanian Indonesia masih terbilang memprihatinkan seperti pengontrolan kualitas yang belum memadai yakni belum diarahkannya menuju perbaikan dan evaluasi dari proses produksi. Hal ini menyebabkan bertambahnya biaya produksi yang harus dikeluarkan.

Permasalahan ini kemudian mendorong tiga mahasiswa IPB untuk merancang sebuah aplikasi yang dapat mengontrol kualitas suatu produk agroindustri yang bernama “Smart QC: Real Time Quality Control Apps”.

Tiga mahasiswa ini adalah Audhi Aprilliant, Rahmatin Nur Amalia, dan Kevin Cesio Gemilang. Ketiganya adalah mahasiswa Departemen Statistik, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (FMIPA IPB).

Audhi Aprilliant sebagai ketua tim menyampaikan bahwa aplikasi yang dirancang bersama timnya melibatkan quality inspector, production supervisor dan production manager dalam melakukan penjaminan mutu suatu produk secara periodik di suatu agroindustri.

“Sebenarnya aplikasi ini merupakan permasalahan Real Time Quality Control yang saya tanyakan ke dosen Departemen Statistika IPB. Pertanyaan atas permasalahan tersebut saya dan teman-teman tuangkan dalam bentuk esai. Kami mencoba membuat suatu inovasi dalam menjawab salah satu permasalahan di industri yaitu penanganan produk cacat secara real time,” terangnya.

Gagasan Audhi dan teman-temannya ini mendapat juara 2 nasional dalam lomba esai Greatness dengan tema “Mengoptimalkan Inovasi Mahasiswa dalam Memajukan Agroindustri untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0” yang dilaksanakan di Universitas Brawijaya, Malang pada 30 Maret 2019.

Aplikasi yang saat ini dirancang Audhi bersama dengan dua rekannya itu masih dalam pengembangan konsep, ide, dan tampilan antarmuka. Tidak lupa pula Audhi bekerja sama dengan ahli statistika pengendalian mutu dari Departemen Statistika IPB.

“Alhamdulillah, tim SmartQC berhasil mendapatkan juara 2. Insya Allah kami akan terus meng-upgrade rancangan aplikasi kami agar dapat aplikatif dan kami berharap dapat diterapkan di industri di Indonesia dalam rangka menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0. Jujur, mendapat juara 2 di acara sebesar ini cukup membuat bangga karena tahap penyisihan terdiri dari 85 tim dari 40 universitas se-Indonesia. Teman-teman dari universitas lain juga memiliki ide yang cukup bagus dan inovatif,” ungkap Audhi.

Audhi mengakui bahwa terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi saat mempresentasikan karyanya. “Kami hanya diberi waktu tujuh menit untuk menyampaikan ide kami pada juri. Itu merupakan salah satu tantangan yang cukup sulit, namun berhasil kami lalui,” tambahnya. (SN/ris)

Sumber: https://www.ipb.ac.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YI
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini