Ini Tujuan Dari BDD Mataram

Ini Tujuan Dari BDD Mataram
info gambar utama

Dalam upaya untuk meningkatkan industri informasi dan teknologi, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) meluncurkan Bekraf Developer Day (BDD) 2019 di Mataram, Kabupaten Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 27 April lalu.

Lokakarya BDD tahun ini, yang berfokus pada pengembangan game dan aplikasi, dihadiri oleh 430 siswa IT dan penggemar teknologi. Sepanjang lokakarya, peserta mengikuti talkshow dan sesi sharing dengan para pakar teknologi dan pemain industri tersebut.

Direktur infrastruktur TI Bekraf, Muhammad Neil Himam, mengatakan ia berharap lokakarya ini dapat meningkatkan keterampilan pengembangan perangkat lunak di kalangan programmer dan penggemar.

"Bekraf Developer Day memberikan kesempatan bagi pengembang game dan aplikasi lokal untuk mengasah keterampilan dan kompetensi mereka," kata Muhammad.

BDD tahun ini menampilkan M. Nasrul Alawy, CEO pengembangan aplikasi dan game, Alphacsoft dan Alphac Studios, sebagai salah satu pembicara utama. Alphac Studios terkenal sebagai studio game pertama di Lombok.

Pembicara terkemuka lainnya termasuk Rachmad Imron, CEO studio game berbasis di Bandung, Digital Happiness di Jawa Barat, yang dikenal karena game survival horor DreadOut; dan Johannes Dumoli Tambunan, seorang insinyur perangkat lunak di PT Samsung Electronic Indonesia.

Bekraf Developer Day Mataram 2019 | Sumber: Media Indonesia
info gambar

Mataram adalah salah satu dari 10 kota yang ditargetkan oleh Bekraf untuk lokakarya BDD-nya. Sebelumnya, BDD diadakan di Bandar Lampung, Lampung, dan Gorontalo.

Muhammad melanjutkan dengan mengatakan bahwa BDD diharapkan untuk membantu para pengembang dalam memperkuat ekosistem digital lokal, terutama untuk aplikasi, game, dan Internet of Things.

Menurut data Bekraf, jumlah perusahaan baru yang tumbuh di dalam negeri telah meningkat selama bertahun-tahun. Pada tahun 2018, badan ini mencatat 84 start-up buatan sendiri, meningkat dari 72 dan 50 masing-masing pada 2017 dan 2016.

Yoza Aprilio, seorang ilmuwan data dari akademi TI Dicoding Academy, mengatakan ada kesenjangan yang besar antara lulusan IT dan karir mereka di industri teknologi.

“Hanya 10 persen dari mereka yang lulus dengan gelar terkait IT berakhir dengan karir terkait IT,” kata Yoza.


Sumber: Jakarta Post

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini