Setiap tahun ketika menjelang bulan puasa, warga Kecamatan Purwokinati, Pakualaman, Yogyakarta, membawa ribuan kue apem ke dalam sebuah pawai.
Parade, yang secara tradisional dikenal sebagai apeman, juga menampilkan berbagai tarian dan pertunjukan seni tradisional yang dikenakan oleh penduduk setempat. Acara ini secara tradisional terjadi di bulan Ruwah di kalender Jawa dan merupakan bagian dari ruwahan (perayaan sebelum puasa).
Apem adalah kue tradisional Jawa yang dibuat terutama dari tepung beras, gula merah dan singkong yang difermentasi, yang dapat digoreng, dipanggang, atau dikukus.
Nama tersebut berasal dari kata Arab afum, yang berarti tindakan meminta maaf.
Parade apeman juga mencakup ketan kolak, yaitu ketan yang dimasak dengan gula aren dan santan. Kolak berarti Sang Pencipta, sehingga tradisi mengacu pada permohonan untuk pengampunan dari Tuhan.
Apeman telah diamati sejak lama. Tradisi ini sempat memudar untuk beberapa waktu di masa lalu tetapi dihidupkan kembali oleh masyarakat setempat untuk mengingatkan generasi muda akan praktik yang dihormati waktu itu.
Sumber: Jakarta Post
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News