"Impressions Universelles", Wujud Hubungan Bersejarah Prancis-Indonesia

"Impressions Universelles", Wujud Hubungan Bersejarah Prancis-Indonesia
info gambar utama

Acara bergengsi yang mengedepankan hubungan bersejarah Prancis-Indonesia baru saja digelar di Kemayoran, Jakarta Pusat. Acara berjudul "Impression Universelles" ini diadakan pada Sabtu (11/5) lalu.

"Impression Universelles" diadakan tepat di hari jadi Pameran Dunia yang ke-130. Kala itu, dari tanggal 5 Mei hingga 31 Oktober 1889, mulai dari Trocadéro sampai ke Place Des Invalides, berbagai negara dengan bangga memamerkan penemuan teknologi terakhir dan kemajuan industri mereka, seperti Menara Eiffel, Grand Palais, mesin gas dan uap, tekstil natural dan sintetis, serta lahirnya kembali alat musik sejenis piano abad ke 14 oleh pembuat piano Erard dan Pleyel.

Lihat postingan ini di Instagram

GR Konser Sarioneng Parakansalak #ImpressionUniverselles #SumedangPuseurBudayaSunda

Sebuah kiriman dibagikan oleh hermansuryatman (@hermansuryatman) pada

Dalam acara yang dimulai pukul 17.00 WIB ini, ditampilkan musik Debussy yang didentingkan bersama suara gamelan Sarioneng Parakansalak (koleksi Museum Prabu Geusan Ulun Sumedang). Ini adalah yang pertama kalinya dilakukan dalam sejarah Indonesia. Selain itu ada pula tarian tradisional Jawa di salah satu aula bergengsi Indonesia, Aula Simfonia Jakarta.

BACA JUGA: Kiprah Indonesia di Piala Dunia 1938 di Prancis

"Kita akan bangkitkan kembali keterpukauan pengunjung Pameran Dunia, setelah 130 tahun, dengan mempersembahkan empat penari muda Jawa yang telah membuat dunia barat tercengang dan sampai hari ini telah menandai era artistik modern abad 20," demikian keterangan Impression Universelles dalam rilis persnya.

"Kita akan merayakan hari jadi si Wanita Besi: Menara Eiffel, yang merupakan simbol teknologi dan kemajuan, serta simbol pembangunan, industri, energi baru, produksi yang sedemikian banyak, globalisasi, universalisme, budaya, dan pariwisata," lanjutnya.

BACA JUGA: Lagi! Batik Air Datangkan Pesawat Baru dari Prancis

Konser kemudian diakhiri dengan Jakarta Simfonia Orchestra yang bersenandung bersama paduan suara. Mereka melantunkan nada-nada merdu karya terindah dari repertoar musik Claude Debussy dan Maurice Ravel, yang dilanjutkan dengan resepsi.

Pada tahun 1889 Jawa pernah ada di Paris, dan kini di tahun 2019 giliran Paris yang hadir di Jakarta.**

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini