King Kong Purba Raksasa dari Jawa Utara

King Kong Purba Raksasa dari Jawa Utara
info gambar utama

Fosil pertama kera raksasa purba di Indonesia ditemukan di situs Semedo, Tegal, Jawa Tengah. Penemuan tersebut memberi petunjuk bahwa kera raksasa purba atau kingkong pernah hidup di Indonesia, khususnya tanah Jawa.

Analisis menunjukkan bahwa itu merupakan gigi Gigantopithecus blacki atau king kong yang hidup sekitar satu juta tahun lalu. Temuan ini mencengangkan sebab selama ini Gigantopithecus atau kera raksasa yang ukurannya mencapai 3 meter dipercaya hanya tersebar di Tiongkok, Asia Selatan, dan wilayah Vietnam yang dekat dengan Tiongkok.

Ada beragam jenis Gigantopithecus yang tersebar di dunia, antara lain G giganteus, G bilaspurensis, dan G blacki. Jenis yang fosilnya dijumpai di Semedo adalah G blacki. Tulang Gigantopithecus ini ditemukan pada lapisan tanah dengan umur geologi mencapai satu juta tahun lalu. Lokasi penemuan ini mendukung gagasan bahwa kera raksasa pernah menyebar hingga ke Indonesia. Jutaan tahun lalu, daratan Asia dan wilayah Jawa, Sumatera, serta Kalimantan masih tergabung dalam satu pulau raksasa. Kondisi tersebut memungkinkan hewan darat seperti kera raksasa menyebar hingga ke Tanah Air.

Fragmen rahang bawah King Kong Jawa Purba yang ditemukan di situs Semedo, Tegal, Jawa Tengah.(Siswanto/Balai Arkeologi Yogyakarta) Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Fragmen rahang bawah King Kong Jawa Purba yang ditemukan di situs Semedo, Tegal, Jawa Tengah.(Siswanto/Balai Arkeologi Yogyakarta)

Kera raksasa purba menghuni Jawa pada masa pleistosen hingga lebih kurang 200.000 tahun lalu. Setelahnya, spesies tersebut punah, diduga akibat perubahan iklim. Ada perubahan iklim mendadak dari ekstrem dingin menjadi kering. Kera raksasa dengan ukurannya yang besar tidak mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan sehingga akhirnya punah.

Rentang waktu kehidupan Gigantopithecus ini antara kala Miosen Akhir hingga Plestosen Tengah. Spesies pertama adalah Gigantopithecus bilaspurensis berumur 7,5 juta tahun. Sedangkan Gigantipithecus blacki di China selatan berumur 2 hingga 3 juta tahun. Untuk Gigantopithecus blacki dari Vietnam pada 0,4 juta tahun lalu terindikasi pernah hidup berdampingan dengan homo erectus.

Misteri yang masih menggantung di Semedo, sejak kapan mereka masuk dan mengkoloni wilayah ini? Bagaimana pola diet dan adaptasi "Kingkong Tegal" ini di wilayah tropis?

Apa yang kemudian membuat Gigantopithecus ini kemudian lenyap atau punah? Para peneliti masih terus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini dari Situs Semedo. Semasa hidupnya, Kingkong Jawa ini menghabiskan aktivitasnya di darat. Makanannya, buah, rumput, bambu dan biji-bijian. Siswanto menduga, bentuk tubuh Kingkong itu seperti gorila atau orang utan berukuran besar.

Sumber : Republika.co.id | Kompas.co.id | Tribunnews.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini